Minggu, 02 Januari 2011

Proposal Penelitian Pendidikan (Penilaian Portofolio Produk feat PTK)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Evaluasi pembelajaran merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang guru. Tugas dan tanggung jawab seorang guru dalam mengevaluasi pembelajaran adalah melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar. Bagi seorang guru atau calon guru kemampuan melakukan evaluasi pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang mutlak harus dimiliki.
Masalah mutu pendidikan yang banyak dibicarakan saat ini adalah rendahnya hasil belajar peserta didik. Perlu kita tahu, bahwa hasil belajar banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain sikap dan kebiasaan belajar, fasilitas belajar, motivasi, minat, bakat, pergaulan, lingkungan keluarga, dan yang tak kalah pentingnya adalah kemampuan profesional guru dalam melakukan penilaian hasil belajar itu sendiri.
Penilaian merupakan bagian dari tugas profesioal seorang guru. Seiring dengan gagasan dan implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), pelaksanaan penilaian hasil belajar siswapun dituntut berbasis kompetensi. Penilaian berbasis kompetensi akhir-akhir ini disosialisasikan sebagai Penilaian Berbasis Kelas. Tugas ini berkaitan dengan usaha guru mengembangkan keterampilan mengobservasi dan melakukan pertimbangan segi kuantitas dan kualitas pekerjaan peserta didik yang melingkupi dan memenuhi tujuan aktivitas belajar peserta didik. Untuk pelaksanaan tugas penilaian tersebut, sejumlah teknik penilaian dapat dipilih dan dilakukan guru. Teknik itu bukan sekedar tes berupa paper pencil test, melainkan dapat bersifat alternatif (alternative assessment) atau non-tes seperti catatan anekdot, rekaman audio dan vidio, daftar cek, buku harian, termasuk penilaian portofolio.
Kebanyakan guru melakukan penilaian lebih menekankan pada hasil belajar, sedangkan proses belajar kurang diperhatikan bahkan cenderung diabaikan. Padahal, proses belajar sangat menentukan hasil belajar. Di samping itu, guru-guru juga terbiasa dengan kegiatan-kegiatan penilaian rutin yang sifatnya praktis dan ekonomis sehingga tidak heran jika guru banyak menggunakan soal yang sama dari tahun ke tahun. Hal ini sudah dialami oleh mereka (guru) sejak mulai bekerja sebagai guru sampai sekarang. Sebenarnya, guru pun sering mengikuti pelatihan tentang evaluasi pembelajaran atau penilaian hasil belajar, tetapi setelah pelatihan, mereka tetap kembali ke habitatnya semula, yaitu memberikan tes tertulis, baik dalam formatif maupun sumatif, tanpa melakukan variasi, perbaikan, penyempurnaan atau inovasi dalam pelaksanaan penilaian.
Mengingat cara-cara penilaian selama ini terdapat banyak kelemahan maka sejak diberlakukannya KBK 2004, diperkenalkan suatu konsep penilaian baru yang disebut penilaian berbasis kelas dengan salah satu model atau pendekatannya adalah penilaian berbasis portofolio, yaitu suatu model penilaian yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mengungkapkan dan menilai peserta didik secara komprehensif, objektif, akurat, dan sesuai dengan bukti-bukti autentik (dokumen) yang dimiliki peserta didik. Implikasi pemberlakuan KBK 2004 yang disempurnakan dalam KTSP 2006 terhadap pola penilaian pembelajaran di sekolah adalah: (1) guru dan kepala sekolah harus berperan sebagai pembuat keputusan dalam perencanaan dan pelaksanaan kurikulum, termasuk proses pembelajaran, (2) guru harus menyusun silabus yang menjamin terlaksananya proses pembelajaran yang terarah dan bermakna, (3) guru harus melakukan continous-authentic assessment yang menjamin ketuntasan belajar dan pencapaian kompetensi peserta didik.
Prinsip belajar tuntas (mastery learning), yaitu sistem belajar yang mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional umum dari suatu satuan pelajaran secara tuntas. Standar normal penguasaan tuntas adalah 85% dari populasi siswa harus menguasai sekurang-kurangnya 75% dari tujuan instruksional yang hendak dicapai. Melalui prinsip belajar tuntas, diharapkan rata-rata tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran akan meningkat. Hal ini disebabkan siswa-siswa yang lambat dalam hal menangkap pelajaran telah mendapat perhatian dan kesempatan sehingga dapat menguasai program pengajaran pokok.
Sehingga penulis tertarik untuk meneliti tentang penggunaan penilaian portofolio terhadap pencapaian ketuntasan belajar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, adapun perumusan masalah dalam penelitian ini terdiri dari 3 tahapan, yaitu sebagai berikut:
1. Identifikasi Masalah
a. Penilaian lebih menekankan pada hasil belajar, sedangkan proses belajar kurang diperhatikan bahkan cenderung diabaikan.
b. Guru memberikan tes tertulis, baik dalam formatif maupun sumatif, tanpa melakukan variasi, perbaikan, penyempurnaan atau inovasi dalam pelaksanaan penilaian.
c. Penilaian hanya mencakup ranah kognitif saja, sedangkan ranah afektif dan dan psikomotor cenderung diabaikan.
2. Pembatasan Masalah
a. Penilaian portofolio yang digunakan adalah penilaian portofolio produk yang bertujuan untuk mendokumentasikan dan merefleksikan kualitas prestasi yang telah dicapai.
b. Penilaian portofolio produk yang digunakan untuk menunjang pencapaian ketuntasan belajar pada pembelajaran konsep kingdom plantae di kelas X semester II SMAN 1 Anjatan Kabupaten Indramayu.
c. Ketuntasan belajar yang diukur dalam penelitian ini hanya pada pokok bahasan kingdom plantae.
3. Pertanyaan Penelitian
a. Bagaimanakah tahap-tahap penilaian portofolio produk pada pembelajaran konsep kingdom plantae dalam mencapai ketuntasan belajar di kelas X semester II SMAN 1 Anjatan Kabupaten Indramayu?
b. Bagaimanakah respon siswa terhadap penilaian portofolio produk pada pembelajaran konsep kingdom plantae dalam mencapai ketuntasan belajar di kelas X semester II SMAN 1 Anjatan Kabupaten Indramayu?
c. Bagaimanakah pencapaian ketuntasan belajar pada pembelajaran konsep sistem ekskresi melalui penilaian portofolio produk di kelas X semester II SMAN 1 Anjatan Kabupaten Indramayu?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang:
a. Bagaimana tahap-tahap penilaian portofolio produk pada pembelajaran konsep kingdom plantae dalam mencapai ketuntasan belajar di kelas X semester II SMAN 1 Anjatan Kabupaten Indramayu.
b. Bagaimana respon siswa terhadap penilaian portofolio produk pada pembelajaran konsep kingdom plantae dalam mencapai ketuntasan belajar di kelas X semester II SMAN 1 Anjatan Kabupaten Indramayu.
c. Bagaimana pencapaian ketuntasan belajar pada pembelajaran konsep kingdom plantae melalui penilaian portofolio produk di kelas X semester II SMAN 1 Anjatan Kabupaten Indramayu.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat bagi guru biologi, memberikan gambaran autentik tentang penilaian portofolio secara komprehensif serta kesulitan penilaian portofolio dalam pencapaian ketuntasan belajar.
b. Manfaat bagi peserta didik, memfasilitasi peserta didik untuk semakin mengembangkan kemampuannnya serta mengembangkan kemampuan reflektifnya.
c. Manfaat bagi peneliti lain, proses dan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian, rujukan, atau pembanding bagi penelitian yang sedang atau yang akan dilakukan. Hasil penelitian ini dapat memperkaya dan melengkapi hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan dalam kajian yang sejenis.
E. Definisi Operasional
Berdasarkan judul penelitian, dapat peneliti jabarkan beberapa definisi operasional pada penelitian ini, yaitu:
a. Penilaian portofolio merupakan penilaian yang berusaha menggali, mengumpulkan, melaporakan dan menggunakan otentisitas dari penampilan atau kinerja kegiatan belajar peserta didik. Penilian demikian akan meliputi keseimbangan ranah kegiatan belajar yang komprehensif.
b. Prinsip belajar tuntas yaitu sistem belajar yang mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional umum dari suatu satuan pelajaran secara tuntas.
F. Kerangka Pemikiran
Penilaian portofolio sebagai suatu penilaian model baru yang diterapkan di Indonesia sejak kurikulum 2004 tentu mempunyai maksud dan tujuan tertentu, yaitu untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Hal ini memang wajar dan logis karena selama ini sistem penilaian yang digunakan di sekolah cenderung hanya melihat hasil belajar peserta didik dan mengabaikan proses belajarnya. Sehingga nilai akhir yang dilaporkan kepada orang tua dan pihak-pihak terkait hanya menyangkut domain kognitif. Sikap, minat, motivasi dan keterampilan proses lainnya hampir tidak pernah disentuh. Portofolio sebagai salah satu bentuk penilaian berbasis kelas mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis untuk menutupi kelemahan penilaian yang telah dilakukan selama ini. Oleh karena itu, penilaian portofolio harus dilakukan secara akurat dan objektif serta mendasar pada bukti-bukti autentik yang dimiliki oleh peserta didik.
Menurut Mimin Haryati (2007: 123) portofolio adalah proses penilaian berdasarkan kumpulan informasi yang menunjukan perkembangan serta kemampuan peserta didik dalam waktu tertentu. Melalui portofolio peserta didik dapat menunjukkan karya mereka sesuai dengan kemampuannya. Portofolio dapat menunjukkan cara belajar yang berbeda antara satu peserta didik dengan peserta didik yang lainnya. Selain itu, portofolio juga memungkinkan peserta didik dapat menunjukkan kelebihan yang mereka miliki dalam kelas yang heterogen. Penilaian portofolio akan lebih efektif jika pembelajarannya menuntut peserta didik untuk menunjukkan kemampuan yang nyata dan menggambarkan pengembangan aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai pada taraf yang lebih tinggi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Penilaian Portofolio
a. Pengertian Portofolio dan Penilaian Portofolio
Menurut Shaklee dalam Arnie Fajar (2004) portofolio merupakan sesuatu yang berharga serta merupakan inovasi pendidikan”, secara lengkap diungkapkan sebagai berikut : “ This is the most worthwhile educational innovation I have done in a long time. After twenty-seven years in the classroom, I have finally learned how to use my observations and note to make better decisions for my students. What else could be more important?”.
Sedangkan menurut S. Supranata dan M. Hatta (2004: 27-28) portofolio diartikan sebagai kumpulan hasil belajar atau karya peserta didik yang menunjukkan usaha, perkembangan, prestasi belajar peserta didik dari waktu ke waktu dan dari satu mata pelajaran ke pelajaran yang lain.
Penilaian portofolio merupakan penilaian yang berusaha menggali, mengumpulkan, melaporakan dan menggunakan otentisitas dari penampilan atau kinerja kegiatan belajar peserta didik. Penilian demikian akan meliputi keseimbangan ranah kegiatan belajar yang komprehensif.
b. Tujuan Penilaian Portofolio
Tujuan penilaian portofolio adalah untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan dukungan data dan dokumen yang akurat. Rapor merupakan bentuk laporan prestasi hasil belajar peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Portofolio merupakan lampiran dari rapor, dengan demikian rapor harus tetap dibuat. Tujuan penilaian portofolio adalah:
1) Menghargai perkembangan peserta didik
2) Mendokumentasikan proses pembelajaran
3) Memberi perhatian pada prestasi kerja
4) Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimentasi
5) Meningkatkan efektivitas proses pembelajaran
6) Bertukar informasi antara orang tua peserta didik dengan guru lain
7) Mempercepat pertumbuhan konsep diri positif peserta didik
8) Meningkatkan kemampuan refleksi diri
9) Membantu peserta didik merumuskan tujuan
c. Fungsi Penilaian Portofolio
Fungsi penilaian portofolio dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu:
1) Portofolio sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik, tanggung jawab dalam belajar, perluasan dimensi belajar, dan inovasi pembelajaran.
2) Portofolio sebagai alat pembelajaran merupakan komponen kurikulum, karena portofolio mengharuskan peserta didik untuk mengoleksi dan menunjukkan hasil kerja mereka.
3) Portofolio sebagai sumber informasi bagi peserta didik untuk melakukan self-assessment. Maksudnya, peserta didik mempunyai kesempatan yang banyak untuk menilai diri sendiri dari waktu ke waktu.
d. Prinsip-Prinsip Penilaian Portofolio
Proses penilaian portofolio menuntut terjadinya interaksi multiarah, yaitu dari guru ke peserta didik, dari peserta didik ke guru, dan antar peserta didik. Direktorat PLP Ditjen Dikdasmen Depdiknas (2003) dalam Zaenal Arifin (2010) mengemukakan bahwa pelaksanaan penilaian portofolio hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip “mutual trust, confidentiality, joint ownership, satisfaction, and relevance”.
1) Mutual trust (saling mempercayai), artinya jangan ada saling mencurigai antara guru dengan peserta didik maupun antar peserta didik.
2) Confidentiality (kerahasiaan bersama), artinya guru harus menjaga kerahasiaan semua hasil pekerjaan peserta didik dan dokumen yang ada, baik perseorangan maupun kelompok, tidak boleh diberikan atau diperlihatkan kepada siapa pun sebelum diadakan pameran.
3) Joint ownership (milik bersama), artinya semua hasil pekerjaan peserta didik dan dokumen yang ada harus menjadi milik bersama antara guru dan peserta didik karena itu harus dijaga bersama, baik penyimpanannya maupun penempatannya.
4) Satisfaction (kepuasan), artinya semua dokumen dalam rangka pencapaian standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator harus dapat memuaskan semua pihak, baik guru, orang tua maupun peserta didik, karena dokumen tersebut merupakan bukti karya terbaik peserta didik sebagai hasil pembinaan guru.
5) Relevance (kesesuaian), artinya dokumen yang ada harus sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator yang diharapkan. Kesesuaian ini pada gilirannya berkaitan dengan prinsip kepuasan.
e. Karakteristik Penilaian Portofolio
Menurut Barton dan Collins dalam S. Surapranata dan M. Hatta (2004) terdapat beberapa karakteristik esensial penilaian portofolio, yaitu multi sumber, autentik, dinamis, eksplisit, integrasi, kepemilikan, dan beragam tujuan.
1. Multi sumber
Multi sumber artinya portofolio memungkinkan untuk menilai berbagai macam karya. Multiple sumber antara lain mencakup orang, Karya yaitu apa saja yang akan dinilai seperti rancangan, foto, journal, audio dan video tape.
2. Authentic
Karya peserta didik haruslah autentik, artinya ditinjau dari konteks maupun fakta harus saling berkaitan satu sama lain. Karya peserta didik yang dinilai haruslah berkaitan dengan program pengajaran, kriteria, kegiatan, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang hendak dicapai.
3. Dinamis
Portofolio bersifat dinamis, artinya portofolio mencakup perkembangan dan perubahan.
4. Eksplisit
Portofolio haruslah jelas, artinya semua tujuan pembelajaran berupa kompetensi dasar dan indikator harus dinyatakan secara jelas.
5. Integrasi
Portofolio senantiasa berkaitan antara program yang dilakukan peserta didik di kelas dengan kehidupan nyata. Dengan demikian, portofolio tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik tidak jauh dari apa yang mereka alami.
6. Kepemilikan
Portofolio tidak hanya sekedar menilai atau membuat peringkat peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain, tetapi harus menyambungkan antara karya peserta didik dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, atau indikator pencapaian belajar.
7. Beragam Tujuan
Portofolio dilaksanakan tidak hanya mengacu pada satu standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar misalnya, tetapi juga mengacu ke berbagai tujuan misalnya beberapa indikator pencapaian belajar.
f. Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Portofolio
Setiap konsep atau model penilaian tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Begitu juga dengan model penilaian portofolio. Kelebihan model penilaian portofolio, antara lain:
1) Dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik dari waktu ke waktu berdasarkan feed-back dan refleksi diri.
2) Membantu guru melakukan penilaian secara adil, objektif, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan tanpa mengurangi kreativitas peserta ddik di kelas.
3) Mengajak peserta didik untuk belajar bertanggung jawab terhadap apa yang telah mereka kerjakan, baik di kelas maupun di luar kelas dalam rangka implementasi program pembelajaran.
4) Meningkatkan peran serta peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan penilaian.
5) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan kemampuan mereka.
6) Membantu guru mengklarifikasi dan mengidentifikasi program pembelajaran.
7) Terlibatnya berbagai pihak, seperti orang tua, guru, komite sekolah, dan masyarakat lainnya dalam melihat pencapaian kemampuan peserta didik.
8) Memungkinkan peserta didik melakukan penilaian diri (self-assessment), refleksi dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis (critical thinking).
9) Memungkinkan guru melakukan penilaian secara fleksibel, tetapi tetap mengacu pada kompetensi dasar dan indikator hasil belajar yang ditentukan.
10) Guru dan peserta didik sama-sama bertanggung jawab untuk merancang dan menilai kemajuan belajar.
11) Dapat digunakan untuk menilai kelas yang heterogen antara peserta didik yang pandai dan kurang pandai.
12) Memungkinkan guru memberikan hadiah terhadap setiap usaha belajar peserta didik.
Adapun kekurangan penilaian portofolio, antara lain:
1) Membutuhkan waktu dan kerja ekstra.
2) Penilaian portofolio dianggap kurang reliabel dibandingkan dengan bentuk penilaian yang lain.
3) Ada kecenderungan guru hanya memperhatikan pencapaian akhir sehingga proses penilaian kurang mendapat perhatian.
4) Jika guru melaksanakan proses pembelajaran yang bersifat teacher-oriented, kemungkinan besar inisiatif dan kreatifitas peserta didik akan terbelenggu sehingga penilaian portofolio tidak dapat dilaksanakan dengan baik.
5) Orang tua peserta didik sering berpikir skeptis karena laporan hasil belajar anaknya tidak berbentuk angka.
6) Penilaian portofolio masih relatif baru sehingga banyak guru, orang tua, dan peserta didik yang belum mengetahui dan memahaminya.
7) Tidak tersedianya kriteria penilaian yang jelas.
8) Analisis terhadap penilaian portofolio agak sulit dilakukan sebagai akibat dikuranginya angka.
9) Sulit dilakukan terutama menghadapi ujian dalam skala nasional.
10) Dapat menjebak peserta didik jika terlalu sering menggunakan format yang lengkap dan detail.
g. Jenis Penilaian Portofolio
Apabila dilihat dari jumlah peserta didik, maka penilaian portofolio dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu portofolio perseorangan dan portofolio kelompok. Jika dilihat dari sistem, portofolio dapat dibagi dua jenis, yaitu portofolio proses dan portofolio produk. Portofolio perseorangan merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik secara perseorangan, dan portofolio kelompok merupakan kumpulan hasil karya sekelompok peserta didik atau kelas tertentu.
1. Portofolio Proses
Portofolio proses menunjukkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai standar kompetensi, kompetensi dasar, dan sekumpulan indikator yang telah ditetapkan dalam kurikulum, serta menunjukkan semua hasil dari awal sampai dengan akhir selama kurun waktu tertentu. Tujuan menggunakan portofolio proses adalah untuk membantu peserta didik mengidentifikasi tujuan pembelajaran, perkembangan hasil belajar dari waktu ke waktu, dan menunjukkan pencapaian hasil belajar. Pendekatan ini lebih menekankan pada bagaimana peserta didik belajar, berkreasi, termasuk mulai dari draft awal, bagaimana proses awal itu terjadi, dan tentunya sepanjang peserta didik dinilai.
Salah satu bentuk porofolio proses adalah portofolio kerja (working portfolio), yaitu bentuk yang digunakan untuk memilih koleksi evidence peserta didik, memantau kemajuan atau perkembangan, dan menilai peserta didik dalam mengelola kegiatan belajar mereka sendiri. Portofolio kerja bermanfaat bagi peserta didik terutama untuk memberikan informasi tentang bagaimana mengorganisasikan dan mengelola kerja, merefleksi dari pencapaiannya, memantau perkembangan, dan menetapkan tujuan dan arahan. Dalam portofolio kerja ini yang dinilai adalah cara kerja dan hasil kerja.
2. Portofolio Produk
Jenis penilaian portofolio ini hanya menekankan pada penguasaan (materi) dari tugas yang dituntut dalam standar kompetensi, kompetensi dasar dan sekumpulan indikator pencapaian hasil belajar, serta hanya menunjukkan evidence yang paling baik, tanpa memperhatikan bagaimana dan kapan evidence tersebut diperoleh. Tujuan portofolio produk adalah untuk mendokumentasikan dan merefleksikan kualitas prestasi yang telah dicapai. Contoh portofolio produk adalah portofolio tampilan (show portfolio) dan portofolio dokumentasi (documentary portfolio).


a. Portofolio Tampilan
Portofolio bentuk ini merupakan sekumpulan hasil karya peserta didik atau dokumen terseleksi yang dipersiapkan untuk ditampilkan kepada umum. Syarat pokok yang harus dipenuhi oleh peserta didik dalam portofolio tampilan adalah keaslian karya. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh peserta didik dan guru. Pertama, peserta didik harus menandatangani lembar pernyataan keaslian. Kedua, peserta didik memberikan penghargaan kepada semua sumber yang telah membantu, termasuk identitasnya serta bentuk bantuan yang diberikan. Ketiga, guru harus melihat perencanaan, draft pekerjaan peserta didik, dan catatan selama proses berlangsung. Keempat, guru harus betul-betul mengamati bagaimana peserta didik menampilkan hasil pekerjaan mereka.
Aspek yang dinilai dalam bentuk portofolio tampilan adalah:
1) Signifikansi materi
2) Pemahaman
3) Argumentasi
4) Responsifness (kemampuan memberikan respons)
5) Kerja sama kelompok
b. Portofolio Dokumen
Portofolio dokumen menyediakan informasi baik proses maupun produk yang dihasilkan oleh peserta didik. Portofolio ini digunakan untuk memilih evidence peserta didik yang sesuai dengan kompetensi dan akan dijadikan dasar penilaian. Karya peserta didik yang digunakan dalam portofolio dokumentasi dapat berasal dari catatan guru atau kombinasi antara catatan guru dengan kegiatan peserta didik. Model portofolio ini bermanfaat bagi peserta didik dan orang tua untuk mengetahui kemampuan hasil belajar, kelebihan dan kekurangan peserta didik dalam belajar secara perseorangan.
Indikator untuk penilaian dokumen itu, antara lain: kelengkapan, kejelasan, akurasi informasi yang didapat, dukungan data, kebermaknaan data grafis, dan kualifikasi dokumen. Untuk menilai suatu dokumen dapat dibuatkan model format penilaiannya.

h. Tahap-tahap Penilaian Portofolio
Menurut Anthoni J. Nitko (1996) dalam Zaenal Arifin (2010), ada enam tahap untuk menggunakan sebuah sistem portofolio, yaitu “mengidentifikasi tujuan dan fokus portofolio, mengidentifikasi isi materi umum yang akan dinilai, mengidentifikasi pengorganisasian portofolio, menggunakan portofolio dalam praktik, evaluasi pelaksanaan portofolio, dan evaluasi portofolio secara umum”. Dalam tulisan ini, tahap-tahap penilaian portofolio yang disarankan adalah sebagai berikut :
1. Menentukan tujuan dan fokus portofolio.
2. Menentukan isi portofolio
Setelah menentukan tujuan, langkah selanjutnya adalah menentukan isi portofolio. Dengan demikian, isi portofolio tentunya harus sesuai dengan tujuan portofolio. Isi portofolio harus menunjukkan kemampuan peserta didik sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. untuk itu, semua kegiatan pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas harus selalu diamati dan dinilai.
3. Mengembangkan kriteria penilaian
Kriteria penilaian harus dirumuskan dengan jelas, baik yang berhubungan dengan proses pembelajaran maupun hasil belajar yang diharapkan. Kriteria penilaian sangat bergantung pada kompetensi, cara menilai dan karya yang dinilai.
4. Menyusun format penilaian
Sebagaimana isi dan kriteria penilaian, maka format penilaian pun harus mengacu pada tujuan. Format penilaian banyak modelnya. Salah satunya rit menggunakan model skala dengan tiga kriteria, seperti baik, cukup, kurang.
5. Mengidentifikasi pengorganisasian portofolio.
6. Menggunakan portofolio dengan praktik.
7. Menilai pelaksanaan portofolio.
8. Menilai portofolio secara umum.
i. Bahan-bahan Penilaian Portofolio
Pada dasarnya, setiap tindakan belajar peserta didik harus diberikan penghargaan. Tujuannya adalah untuk memberikan penguatan dan semangat belajar. Penghargaan tersebut dapat berbentuk tulisan atau lisan. Semua penghargaan tersebut dapat dijadikan bahan penilaian portofolio. Bahan penilaian portofolio juga diambil dari hasil pekerjaan peserta didik, seperti Lembar Kerja Siswa (LKS), hasil rangkuman, gambar, klipping, hasil kerja kelompok, hasil tes, buku catatan dan hal-hal yang menyangkut pribadi peserta didik. Di samping itu, bahan penilaian portofolio dapat diperoleh dari alat-alat audio-visual, video atau disket.
Setelah semua bahan penelitian portofolio, kemudian disusun dan disimpan dalam sebuah dokumen. Dalam rangka penataan sebuah dokumen, guru hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) setiap dokumen harus dibuat identitas peserta didik, seperti nama, nomor induk, kelas dan nama sekolah.
2) untuk mempermudah pengecekan isi dokumen, maka setiap dokumen harus dibuat daftar isi dokumen.
3) isi dokumen harus dimasukkan ke dalam satu map atau folder dan disusun secara sistematis sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan.
4) isi dokumen hendaknya dikelompokan sesuai dengan mata pelajaran dan setiap mata pelajaran diberikan warna yang berbeda.
5) setiap isi dokumen harus ada catatan atau komentar dari guru dan orang tua.
6) isi dokumen hendaknya tidak ditentukan sepihak oleh guru, tetapi harus melibatkan peserta didik melalui proses diskusi. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik tidak hanya dijadikan sebagai objek penilaian tetapi juga subjek penilaian.
j. Perbedaan Tes dan Penilaian Portofolio
Perbedaan antara penilaian portofolio dan tes sebagai alat evaluasi, antara lain:
a) Tes
1) Menilai peserta didik berdasarkan sejumlah tugas yang terbatas.
2) Menilai hanya guru, berdasarkan masukan yang terbatas .
3) Menilai semua peserta didik dengan menggunakan satu riteria.
4) Proses penilaian tidak kolaboratif (tidak ada kerja sama, terutama antara guru, peserta didik dan orang tua).
5) Penilaian diri oleh peserta didik bukan merupakan satu tujuan.
6) Yang mendapat perhatian dalam penilaian hanya pencapaian.
7) Terpisah antara: kegiatan pembelajaran, testing, dan pengajaran.
b) Portofolio
1) Menilai peserta didik berdasarkan seluruh tugas dan hasil kerja yang berkaitan dengan kinerja yang dinilai.
2) Peserta didik turut serta dalam menilai kemajuan yang dicapai dalam penyelesaian berbagai tugas, dan perkembangan yang berlangsung selama proses pembelajaran.
3) Menilai setiap peserta didik berdasarkan pencapaian masing-masing, dengan mempertimbangkan juga riter perbedaan individual.
4) Mewujudkan proses penilaian yang kolaboratif.
5) Peserta didik menilai dirinya sendiri menjadi suatu tujuan.
6) Yang mendapat perhatian dalam penilaian meliputi kemajuan, usaha dan pencapaian.
7) Terkait erat antara kegiatan penilaian, pengajaran dan pembelajaran.
B. Ketuntasan Belajar
Konsep ketuntasan belajar didasarkan pada konsep pembelajaran tuntas. Pembelajaran tuntas merupakan istilah yang diterjemahkan dari istilah“mastery Learning”. Nasution, S (1982: 36) menyebutkan bahwa mastery learning atau belajar tuntas, artinya penguasaan penuh. Penguasaan penuh ini dapat dicapai apabila siswa mampu menguasai materi tertentu secara menyeluruh yang dibuktikan dengan hasil belajar yang baik pada materi tersebut.
Block, James H. (1971: 62) menyatakan bahwa mastery learning dapat memberikan semangat pada pembelajaran di sekolah dan dapat membantu mengembangkan minat dalam pembelajaran tersebut. Pembelajaran yang berkesinambungan ini harus menjadi tujuan utama dalam pendidikan yang modern. Ciri-ciri pembelajaran tuntas antara lain: (1) pendekatan pembelajaran lebih berpusat pada siswa (child center), (2) mengakui dan melayani perbedaan-perbedaan perorangan siswa (individual personal), (3) strategi pembelajaran berasaskan maju berkelanjutan (continuous progress), (4) pembelajaran dipecah-pecah menjadi satuan-satuan (cremental units) (KTSP SDN Sumberkembar 02, 2007).
Dalam pembelajaran tuntas seorang siswa yang dapat mempelajari unit pelajaran tertentu dapat berpindah ke unit satuan pelajaran berikutnya jika siswa yang bersangkutan telah menguasai secara tuntas sesuai standar ketuntasan belajar minimal yang telah ditentukan oleh sekolah. Dalam pembelajaran tuntas terdapat dua layanan yang diberikan pada siswa, yaitu layanan program remedial dan layanan program pengayaan.
Ketuntasan belajar merupakan salah satu muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Standar ketuntasan belajar siswa ditentukan dari hasil prosentase penguasaan siswa pada Kompetensi Dasar dalam suatu materi tertentu. Kriteria ketuntasan belajar setiap Kompetensi Dasar berkisar antara 0-100%. Menurut Departemen Pendidikan Nasional, idealnya untuk masing-masing criteria mencapai 75%. Sekolah dapat menetapkan sendiri kriteria ketuntasan belajar sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, sekolah perlu menetapkan kriteria ketuntasan belajar dan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara berkelanjutan sampai mendekati ideal.(http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/24/ketuntasan-belajar.html)
C. Materi Pembelajaran
Plantae merupakan suatu organisme yang memiliki akar, batang dan daun yang sejati. Cakupannya meliputi organisme multiseluler yang selnya telah berdiferensiasi, bersifat eukariotik dan memiliki dinding sel berupa selulosa, bersifat autotrof, dan pada umumnya memiliki organ reproduksi berupa gametangium. Organisme yang termasuk plantae adalah lumut, tumbuhan dan tumbuhan biji.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Anjatan Kabupaten Indramayu. Sekolah ini terletak di Jl. Raya Kopyah-Anjatan Desa Kopyah Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu, dan mengambil tempat penelitian di kelas X semester II tahun pelajaran 2010/2011.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah pada tahun pelajaran 2010/2011. Selama penelitian tersebut peneliti mengumpulkan data awal, menyusun rencana, pelaksanaan, analisis, dan tindak lanjut. Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian ini adalah 2 bulan dari bulan Februari sampai Maret 2011.
B. Kondisi Umum Wilayah Penelitian
SMA Negeri I Anjatan merupakan salah satu SMA yang berada di Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu, pendidikan yang diterapkan di sekolah tersebut memiliki dua aspek yaitu umum dan khusus. Karena sekolah tersebut selain mengembangkan ilmu pengetahuan umum, juga menerapkan pendidikan agama. Kurikulum yang digunakan di sekolah ini adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
C. Prosedur Penelitian
Karena penelitian ini merupakan penelitian tindakan, maka pelaksanaan ini dilaksanakan secara siklus. Prosedur pelaksanaan ini meliputi 3 siklus. Proses kegiatan pembelajaran antara siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 merupakan rangkaian yang berhubungan karena dengan mengetahui hasil perbaikan siklus 1 dan siklus 2 maka kita akan lebih memperbaiki pada siklus 3. Dalam proses setiap siklus melalui 5 tahapan yaitu:
1. Tahap Persiapan Tindakan
Siklus pertama dilaksanakan selama satu minggu, yaitu pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh peneliti selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
3. Tahap Pemantauan dan Evaluasi
Pada prinsipnya, pemantauan dilaksanakan selama penelitian berlangsung dengan sasaran utama untuk melihat pencapaian ketuntasan belajar siswa serta tindakan-tindakan selanjutnya.
4. Tahap Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan yang meliputi analisis, sintesis, memaknai, menerangkan dan akhirnya menyimpulkan semua informasi yang diperoleh pada saat persiapan dan tindakan.
D. Perencanaan Pelaksanaan Perbaikan
Langkah-langkah perencanaan pelaksanaan perbaikan pembelajaran yaitu sebagai berikut:
a. Melakukan koordinasi dengan Kepala Sekolah dan guru SMAN 1 Anjatan.
b. Menentukan lingkungan sekitar yang akan dijadikan penelitian.
c. Menyusun persiapan pembelajaran.
d. Menyiapkan media pembelajaran.
e. Mengkondisikan siswa di kelas.
f. Menentukan instrumen penelitian.
Pada tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran, peneliti melakukan sesuai perencanaan. Pelaksanaan tersebut dimaksudkan terjadi perubahan dan pencapaian ketuntasan belajar. Proses perbaikan pembelajaran konsep kingdom plantae masing-masing terdiri dari 3 siklus diantaranya akan diuraikan di bawah ini:
1) Siklus 1
a) Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab yang berkaitan kingdom plantae.
b) Guru menyampaikan pokok bahasan yang akan diajarkan.
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
d) Guru memberi motivasi belajar siswa.
e) Siswa menyimak penjelasan guru tentang pokok bahasan kingdom plantae, ciri-cirinya dan peranannya bagi kehidupan.
f) Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang pokok bahasan kingdom plantae (sub pokok bahasan tumbuhan lumut (Bryophyta)).
g) Siswa dan guru bersama menyimpulkan materi.
h) Siswa mengerjakan evaluasi berupa portofolio produk 1 dimensi.
2) Siklus II
a) Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab “apakah hanya tumbuhan lumut yang termasuk ke dalam pokok bahasan kingdom plantae?”
b) Guru menyampaikan pokok bahasan yang akan diajarkan.
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
d) Guru memberi motivasi belajar siswa.
e) Siswa menyimak penjelasan guru tentang sub pokok bahasan kingdom plantae (sub pokok bahasan tumbuhan paku (Pterydophyta)).
f) Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang sub pokok bahasan kingdom plantae (sub pokok bahasan tumbuhan paku (Pterydophyta)).
g) Siswa dan guru menyimpulkan materi.
h) Siswa mengerjakan evaluasi berupa portofolio produk 2 dimensi.
3) Siklus II
a) Guru melakukan apersepsi dan mengulang materi sebelumnya untuk mengingatkan kembali kepada siswa serta melakukan tanya jawab “apakah hanya tumbuhan lumut dan tumbuhan paku saja yang termasuk ke dalam pokok bahasan kingdom plantae?”
b) Guru menyampaikan pokok bahasan yang akan diajarkan.
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
d) Guru memberi motivasi belajar siswa.
e) Siswa menyimak penjelasan guru tentang sub pokok bahasan kingdom plantae (sub pokok bahasan tumbuhan biji (Spermatophyta)).
f) Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang sub pokok bahasan kingdom plantae (sub pokok bahasan tumbuhan biji (Spermatophyta)).
g) Siswa dan guru menyimpulkan materi.
h) Siswa mengerjakan evaluasi berupa portofolio produk 3 dimensi.
E. Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian
1. Sumber Data
a. Sumber data teoritik yaitu berbagai sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari artikel, internet maupun buku-buku yang relevan dengan pembahasan penelitian.
b. Sumber data empirik yaitu sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari pelaksanaan observasi langsung ke objek penelitian (SMAN 1 Anjatan kabupaten Indramayu).
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah kelas X semester II tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 40 siswa.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini, diantaranya:
a. Observasi adalah cara yang dilakukan untuk mengamati suatu keadaan atau kondisi yang sedang berjalan. Observasi dilakukan secara langsung ketika proses pembelajaran. Ketika proses pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa sedang berlangsung.
b. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199).
c. Portofolio
4. Teknik Analisis Data
Untuk mendapatkan instrumen yang baik, maka instrumen tersebut perlu diadakan pengujian tentang validitas dan reliabilitas. Selain itu juga, dalam penelitian ini menggunakan software anates V.4 untuk menghitung data hasil penelitian yang diperoleh.
a. Uji Validitas
Suharsimi Arikunto (2006) mengatakan bahwa sebuah instrumen valid apabila instrumen tersebut mampu mengukur suatu tujuan tertentu yang sejajar dengan materi dan sesuai dengan kurikulum.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data (Suharsimi Arikunto, 2006). Instrumen dikatakan memiliki reliabilitas apabila cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur data.
5. Jadwal Penelitian
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian ini adalah 2 bulan dari bulan Februari sampai Maret 2011.

Artikel "Sistem Transportasi dan Transpirasi dalam Tanaman"

oleh Brittlate pada Juni 15, 2007, 04:47:00
Tumbuhan merupakan mahluk hidup yang bagi kita tidak terlihat seperti sebuah mahluk hidup karena ia tidak dapat bergerak. Mereka memang tidak memiliki alat gerak seperti kaki dan tangan yang terdapat pada hewan dan manusia, tetapi organ-organ mereka sangatlah kompleks untuk dipelajari. Ada beberapa tumbuhan yang sudah sepenuhnya berkembang menjadi tumbuhan lengkap yang memiliki daun, akar, batang, bunga dan buah. Ada juga tumbuh-tumbuhan yang tidak memiliki beberapa organ-organ tersebut. Namun, di setiap tumbuhan tersebut pasti ada jaringan pengangkutan terpenting yang terdiri dari xylem dan juga floem. Berikut ini, saya akan memaparkan betapa pentingnya mereka bagi proses kehidupan sebuah tanaman dan juga bagaimana mereka berperan untuk mengambil air dari dalam tanah dan kemudian menyebarkannya ke seluruh bagian tanaman agar semua organ tanaman dapat berkembang secara maksimal.
Pertama sekali, jaringan xylem memiliki dua fungsi dalam tanaman. Fungsi pertama adalah untuk mengangkut air dan juga mineral-mineral dari dalam tanah ke batang dan juga daun-daun. Fungsi kedua xylem adalah untuk menyangga tanaman itu sendiri sehingga ia tidak mudah jatuh atau roboh. Xylem sebenarnya berbentuk kolom-kolom panjang yang bagian tengahnya kosong. Kolom berbentuk tabung ini terdapat dari akar tanaman sampai ke daun-daun tanaman walaupun mereka sangatlah tipis. Oleh karena itu, xylem dan floem hanya dapat diteliti melalu mikroskop. Bagian tengah kolom ini merupakan bagian yang berkelanjutan dan tidak pernah putus walaupun tanaman itu memiliki banyak cabang. Untuk menguatkan xylem, di dinding kolom-kolom ini terdapat zat bernama lignin. Tabung-tabung xylem yang kosong dan berkelanjutan ini memudahkan tugas xylem untuk mengangkut air dan juga mineral-mineral sehingga tidak ada dari mereka yang tersangkut pada bagian-bagian sel tertentu (protoplasm). Selain itu, kehadiran lignin juga menguatkan tanaman agar ia tidak mudah roboh dan dapat berdiri tegak.
Jaringan kedua yang berperan penting dalam proses pengangkutan dalam tanaman ialah floem. Floem mengangkut gula sukrosa dan juga asam amino dari organ-organ tumbuhan yang berwarna hijau, terutama sekali daun, ke bagian-bagian lain dalam tumbuhan. Berbeda dari xylem, floem memiliki sel-sel yang bernama sieve tube sel, dan transportasi gula sukrosa dan asam amino dapat dilakukan melalui difusi dan juga aktif transport dari sel ke sel dalam floem. Oleh karena itu, makanan-makanan ini dapat menjangkau organ-organ tanaman dalam waktu yang sangat singkat agar mereka bisa melakukan respirasi dan berkembang.
Penyerapan air dari dalam tanah ke bagian atas tumbuhan memiliki arti bahwa tanaman tersebut harus melawan gaya gravitasi bumi yang selalu mengakibatkan benda jatuh ke bawah. Akan tetapi, tanaman berhasil melakukan hal itu. Kuncinya ialah tanaman-tanaman ini menggunakan tekanan akar, tenaga kapilari, dan juga tarikan transpirasi. Namun pada tanaman-tanaman yang sangat tinggi, yang berperan paling penting adalah tarikan transpirasi. Dalam proses ini, ketika air menguap dari sel mesofil, maka cairan dalam sel mesofil akan menjadi semakin jenuh. Sel-sel ini akan menarik air melalui osmosis dari sel-sel yang berada lebih dalam di daun. Sel-sel ini pada akhirnya akan menarik air yang diperlukan dari jaringan xylem yang merupakan kolom berkelanjutan dari akar ke daun. Oleh karena itu, air kemudian dapat terus dibawa dari akar ke daun melawan arah gaya gravitasi, sehingga proses ini terus menerus berlanjut. Proses penguapan air dari sel mesofil daun biasa kita sebut dengan proses transpirasi. Oleh itu, pengambilan air dengan cara ini biasa kita sebut dengan proses tarikan transpirasi dan selama akar terus menerus menyerap air dari dalam tanah dan transpirasi terus terjadi, air akan terus dapat diangkut ke bagian atas sebuah tanaman
Proses transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air melawan gaya gravitasi bumi, juga dapat mendinginkan tanaman yang terus menerus berada di bawah sinar matahari. Mereka tidak akan mudah mati karena terbakar oleh teriknya panas matahari karena melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air dan penguapan akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui proses transpirasi, tanaman juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk melakukan fotosintesis agar keberlangsungan hidup tanaman dapat terus terjamin.

Artikel "Regenerasi Rambut"

Oleh Peregrin pada Agustus 21, 2008, 06:48:00

Kebotakan adalah masalah umum yang tidak diinginkan. Sebuah studi lapangan yang dilakukan di Maryborough, Australia, menunjukkan bahwa kebotakan menimpa 57% dari wanita dan 74% dari pria yang berusia 80 tahun ke atas. Kecenderungan kerontokan rambut terutama pada bagian depan kepala akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Bahkan pada pria, pola kebotakan ini kadang sudah tampak pada usia 25 tahun.
Berbagai cara bisa ditempuh untuk mengatasi masalah kebotakan ini, mulai dari sekedar menutupinya dengan pemakaian rambut palsu, penggunaan obat-obatan dan terapi hormon, sampai pencangkokan rambut. Sayangnya, cara-cara di atas tidak bisa sepenuhnya mengatasi masalah kebotakan. Pemakaian obat-obatan dan terapi hormon masih memiliki berbagai efek samping. Sedangkan pada pencangkokan rambut, yang merupakan cara tercanggih dan termahal saat ini, kerontokan akan terjadi lagi pada rambut yang telah dicangkok setelah beberapa tahun. Namun baru-baru ini, grup riset yang dikepalai oleh Mayumi Ito di Jepang menunjukkan bahwa regenerasi rambut dapat menjadi solusi yang jauh lebih baik.
Regenerasi rambut adalah proses menumbuhkan kembali rambut-rambut baru pada kulit kepala. Sejauh ini tidak pernah disadari bahwa rambut baru dapat tumbuh lagi secara alami pada kulit kepala yang telah mengalami kebotakan. Kemampuan regenerasi sel pada mamalia yang telah dewasa diketahui relatif sangat terbatas, disebabkan karena terbatasnya jumlah sel punca (sel induk) dan protein yang diperlukan dalam tubuh. Fenomena pertumbuhan rambut baru pada kulit yang baru sembuh dari luka sebenarnya telah diamati pada mencit, kelinci dan manusia sejak sekitar 50 tahun yang lalu. Namun karena tidak adanya penelitian lebih lanjut, fenomena ini terlupakan begitu saja sampai ketika grup riset Ito kemudian menunjukkan bahwa epidermis (lapisan terluar dari kulit) pada mencit dewasa yang terluka mampu melakukan regenerasi rambut ketika lukanya mengalami penyembuhan secara alami.
Sebenarnya grup riset Ito pada mulanya hanya bermaksud melakukan penelitian tentang perjalanan sel punca rambut. Ketika mereka dengan sengaja tidak mengobati luka yang mereka buat pada mencit-mencit percobaan agar mengalami penyembuhan secara alami, mereka mengamati adanya rambut-rambut baru yang tumbuh dan beralih ke hipotesis yang baru. Jadi, kombinasi dari desain eksperimen yang kreatif dan observasi yang tajam membawa mereka ke penemuan yang menarik ini. Kemudian, dengan kemajuan teknologi biologi molekuler, grup riset Ito berhasil melakukan eksperimen yang mengkonfirmasi kemampuan regenerasi rambut ini. Selain sanggup menunjukkan bahwa sel-sel punca yang dibutuhkan berasal dari lapisan kulit epidermis dan bukan dari akar rambut sendiri, grup riset Ito juga menemukan satu jenis protein baru yang ketika distimulasi akan meningkatkan jumlah rambut baru yang tumbuh. Temuan ini tentu berprospek pada dikembangkannya alternatif terapi baru yang lebih manjur untuk mengatasi kebotakan.
Hasil penelitian grup riset Ito ini mendapat respon yang baik di kalangan peneliti dan telah dimuat di Nature, sebuah jurnal ilmiah internasional yang bergengsi. Ket imbang sekedar membuat obat baru, penelitian-penelitian yang berfokus pada regenerasi akan menawarkan solusi jangka panjang yang lebih baik karena tubuh distimulasi secara optimal agar dapat menyembuhkan dirinya sendiri. Regenerasi rambut akan menjadi alternatif terbaik yang aman untuk mengatasi masalah kebotakan.

Rabu, 22 Desember 2010

Modul Biologi Ekosistem Kelas X

EKOSISTEM

A. PENDAHULUAN
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ilmu yang mempelajari ekosistem disebut ekologi.

B. KOMPONEN PENYUSUSN EKOSISTEM
1. Susunan Ekosistem
Dilihat dari susunan dan fungsinya, suatu ekosistem tersusun atas komponen sebagai berikut :
a. Komponen autotrof
Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
b. Komponen heterotrof
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
c. Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
d. Pengurai (dekomposer)
Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.


C. INTERAKSI ANTAR KOMPONEN
Interaksi antarkomponen ekologi dapat merupakan interaksi antarorganisme,antarpopulasi, dan antarkomunitas.
1. Interaksi antar organisme
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Netral
Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi.
b. Predasi
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan tikus.
c. Parasitisme
Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya. contoh : Plasmodium dengan manusia, Taeniasaginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang.

d. Komensalisme
Komensalisme merupakan hubunganantara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.

e. Mutualisme
Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan.

B. INTERAKSI ANTARPOPULASI
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya.Contoh interaksi antarpopulasi adalah aleopati. Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
Kompetisi juga merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.

C. INTERAKSI ANTAR KOMUNITAS
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut.
Interaksi antar komunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat.

D. INTERAKSI ANTARKOMPONEN BIOTIK DENGAN ABIOTIK
Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubunganantara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi. Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru. Seluruh ekosistem di dunia disebut biosfer. Dalam biosfer, setiap makhluk hidup menempati lingkungan yang cocok untuk hidupnya. Lingkungan atau tempat yang cocok untuk kehidupannya disebut habitat. Dalam biologi kita sering membedakan istilah habitat untuk makhluk hidup mikro, seperti jamur dan bakteri, yaitu disebut substrat.
Dua spesies makhluk hidup dapat menempati habitat yang sama, tetapi tetap memiliki relung (nisia) berbeda. Nisia adalah status fungsional suatu organisme dalam ekosistem. Dalam nisianya, organisme tersebut dapat berperan aktif, sedangkan organisme lain yang sama habitatnya tidak dapat berperan aktif. Sebagai contoh marilah kita lihat pembagian nisia di hutan hujan tropis.

E. SUKSESI
Komunitas yang terdiri dari berbagai populasi bersifat dinamis dalam interaksinya yang berarti dalam ekosistem mengalami perubahan sepanjang masa. Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan dikenal sebagai suksesi ekologis atau suksesi. Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem klimaks atau telah tercapai keadaan seimbang (homeostatis). Di alam ini terdapat dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.

1. Suksesi primer
Suksesi primer terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal terbentuk habitat baru. Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor, letusan gunung berapi, endapan Lumpur yang baru di muara sungai, dan endapan pasir di pantai. Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya penambangan timah, batubara, dan minyak bumi. Contoh yang terdapat di Indonesia adalah terbentuknya suksesi di Gunung Krakatau yang pernah meletus pada tahun 1883. Di daerah bekas letusan gunung Krakatau mula-mula muncul pioner berupa lumut kerak (liken) serta tumbuhan lumut yang tahan terhadap penyinaran matahari dan kekeringan. Tumbuhan perintis itu mulai mengadakan pelapukan pada daerah permukaan lahan, sehingga terbentuk tanah sederhana. Bila tumbuhan perintis mati maka akan mengundang datangnya pengurai. Zat yang terbentuk karma aktivitas penguraian bercampur dengan hasil pelapukan lahan membentuk tanah yang lebih kompleks susunannya. Dengan adanya tanah ini, biji yang datang dari luar daerah dapat tumbuh dengan subur. Kemudian rumput yang tahan kekeringan tumbuh. Bersamaan dengan itu tumbuhan herba pun tumbuh menggantikan tanaman pioner dengan menaunginya. Kondisi demikian tidak menjadikan pioner subur tapi sebaliknya.

Sementara itu, rumput dan belukar dengan akarnya yang kuat terns mengadakan pelapukan lahan.Bagian tumbuhan yang mati diuraikan oleh jamur sehingga keadaan tanah menjadi lebih tebal. Kemudian semak tumbuh. Tumbuhan semak menaungi rumput dan belukar maka terjadilah kompetisi. Lama kelamaan semak menjadi dominan kemudian pohon mendesak tumbuhan belukar sehingga terbentuklah hutan. Saat itulah ekosistem disebut mencapai kesetimbangan atau dikatakan ekosistem mencapai klimaks, yakni perubahan yang terjadi sangat kecil sehingga tidak banyak mengubah ekosistem itu.

2. Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, balk secara alami maupun buatan. Gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme sehingga dalam komunitas tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan sengaja. Contoh komunitas yang menimbulkan suksesi di Indonesia antara lain tegalan-tegalan, padang alang-alang, belukar bekas ladang, dan kebun karet yang ditinggalkan tak terurus.

E. MACAM EKOSISTEM
Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.

a. Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut:

1. Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
2. Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.
3. Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
4. Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang,
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
5. Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
6. Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin. Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.

b. Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Dan salah satunya ialah sebagai berikut
1. Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi. Berdasarkan Cara Hidupnya, Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar. Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.
a) Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.

Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.
b). Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama musim panas dan musim semi.
c). Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
d). Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos Mdan sisa-sisa organisme mati.

Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-nya, yaitu sebagai berikut :
a. Danau Oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.
b. Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal. Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut. Pengkayaan danau seperti ini disebut "eutrofikasi". Eutrofikasi membuat air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.
2. Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.
Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai Man air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan kucing dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba. Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu. Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari pusaran air.

c. Ekosistem Air Laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang penjelasnanya sebagai berikut :
1. Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal. Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.

2. Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil. Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut. Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai berikut :
1. Formasi pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
2. Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina. Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera. Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.
3. Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
4. Terumbu karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang terdiri dari karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung. Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacammacam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.




F. PIRAMIDA EKOLOGI
Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Ada 3 jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi.

a. Piramida jumlah
Organisme dengan tingkat trofik masing - masing dapat disajikan dalam piramida jumlah, seperti kita Organisme di tingkat trofik pertama biasanya paling melimpah, sedangkan organisme di tingkat trofik kedua, ketiga, dan selanjutnya makin berkurang. Dapat dikatakan bahwa pada kebanyakan komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu lebih banyak daripada organisme herbivora. Demikian pula jumlah herbivora selalu lebih banyak daripada jumlah karnivora tingkat 1. Kamivora tingkat 1 juga selalu lebih banyak daripada karnivora tingkat 2. Piramida jumlah ini di dasarkan atas jumlah organisme di tiap tingkat trofik.

b. Piramida biomassa
Seringkali piramida jumlah yang sederhana kurang membantu dalam memperagakan aliran energi dalam ekosistem. Penggambaran yang lebih realistik dapat disajikan dengan piramida biomassa. Biomassa adalah ukuran berat materi hidup di waktu tertentu. Untuk mengukur biomassa di tiap tingkat trofik maka rata-rata berat organisme di tiap tingkat harus diukur kemudian barulah jumlah organisme di tiap tingkat diperkirakan. Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massa seluruh organisme di habitat tertentu, dan diukur dalam gram. Untuk menghindari kerusakan habitat maka biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur, kemudian total seluruh biomassa dihitung. Dengan pengukuran seperti ini akan didapat informasi yang lebih akurat tentang apa yang terjadi pada ekosistem.

c. Piramida energi
Seringkali piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang kita butuhkan tentang ekosistem tertentu. Lain dengan Piramida energi yang dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan dalam waktu yang lama. Piramida energi mampu memberikan gambaran paling akurat tentang aliran energi dalam ekosistem. Pada piramida energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut yang tersedia di tiap tingkat trofik.


G. RANTAI MAKANAN
Suatu organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan lingkungan hidupnya. Hubungan yang terjadi antara individu dengan lingkungannya sangat kompleks, bersifat saling mempengaruhi atau timbal balik. Hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem. Di dalam ekosistem terjadi rantai makanan, aliran energi, dan siklus biogeokimia.
Rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan.
Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofit.

1. Rantai Pemangsa
Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3.

2. Rantai Parasit
Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.

3. Rantai Saprofit
Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga membentuk faring-faring makanan.

4. Rantai Makanan dan Tingkat Trofik
Salah satu cara suatu komunitas berinteraksi adalah dengan peristiwa makan dan dimakan, sehingga terjadi pemindahan energi, elemen kimia, dan komponen lain dari satu bentuk ke bentuk lain di sepanjang rantai makanan.

Organisme dalam kelompok ekologis yang terlibat dalam rantai makanan digolongkan dalam tingkat-tingkat trofik. Tingkat trofik tersusun dari seluruh organisme pada rantai makanan yang bernomor sama dalam tingkat memakan.
Sumber asal energi adalah matahari. Tumbuhan yang menghasilkan gula lewat proses fotosintesis hanya memakai energi matahari dan C02 dari udara. Oleh karena itu, tumbuhan tersebut digolongkan dalam tingkat trofik pertama. Hewan herbivora atau organisme yang memakan tumbuhan termasuk anggota tingkat trofik kedua. Karnivora yang secara langsung memakan herbivora termasuk tingkat trofik ketiga, sedangkan karnivora yang memakan karnivora di tingkat trofik tiga termasuk dalam anggota iingkat trofik keempat.

H. SIKLUS BIOGEOKIMIA
Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumf. Materi yang berupa unsurunsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan Materi dasar makhluk hidup dan tak hidup. Siklus biogeokimia atau siklus organikanorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi jugs melibatkan reaksireaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia. Siklus-siklus tersebut antara lain: siklus air, siklus oksigen, siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus sulfur. Di sini hanya akan dibahas 3 macam siklus, yaitu siklus nitrogen, siklus fosfor, dan siklus karbon.

1. Siklus Nitrogen (N2)
Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir. Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit (N02- ), dan ion nitrat (N03- ).
Beberapa bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar Legum dan akar tumbuhan lain, misalnya Marsiella crenata. Selain itu, terdapat bakteri dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen secara langsung, yakni Azotobacter sp. yang bersifat aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena sp. (ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen. Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
2. Siklus Fosfor
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus.

3. Siklus Karbon dan Oksigen
Di atmosfer terdapat kandungan COZ sebanyak 0.03%. Sumber-sumber COZ di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara, dan asap pabrik. Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan oleh manusia dan hewan untuk berespirasi. Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar C02 di udara. Di ekosistem air, pertukaran C02 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, COz yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah C02 di air.

J. PERUBAHAN LINGKUNGAN
Perubahan lingkungan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Perubahan yang terjadi pada lingkungan hidup manusia menyebabkan adanya gangguan terhadap keseimbangan karena sebagian dari komponen lingkungan menjadi berkurang fungsinya. Perubahan lingkungan dapat terjadi karena campur tangan manusia dan dapat pula karena faktor alami. Dampak dari perubahannya belum tentu sama, namun akhirnya manusia juga yang mesti memikul serta mengatasinya.
1. Perubahan Lingkungan karena Campur Tangan Manusia
Perubahan lingkungan karena campur tangan manusia contohnya penebangan hutan, pembangunan pemukiman, dan penerapan intensifikasi pertanian. Penebangan hutan yang liar mengurangi fungsi hutan sebagai penahan air. Akibatnya, daya dukung hutan menjadi berkurang. Selain itu, penggundulan hutan dapat menyebabkan terjadi banjir dan erosi. Akibat lain adalah munculnya harimau, babi hutan, dan ular di tengah pemukiman manusia karena semakin sempitnya habitat hewan-hewan tersebut. Pembangungan pemukiman pada daerah-daerah yang subur merupakan salah satu tuntutan kebutuhan akan pagan. Semakin padat populasi manusia, lahan yang semula produktif menjadi tidak atau kurang produktif. Pembangunan jalan kampung dan desa dengan cara betonisasi mengakibatkan air sulit meresap ke dalam tanah. Sebagai akibatnya, bila hujan lebat memudahkan terjadinya banjir. Selain itu, tumbuhan di sekitamya menjadi kekurangan air sehingga tumbuhan tidak efektif melakukan fotosintesis. Akibat lebih lanjut, kita merasakan pangs akibat tumbuhan tidak secara optimal memanfaatkan CO2, peran tumbuhan sebagai produsen terhambat. Penerapan intensifikasi pertanian dengan cara panca usaha tani, di satu sisi meningkatkan produksi, sedangkan di sisi lain bersifat merugikan. Misalnya, penggunaan pupuk dan pestisida dapat menyebabkan pencemaran. Contoh lain pemilihan bibit unggul sehingga dalam satu kawasan lahan hanya ditanami satu macam tanaman, disebut pertanian tipe monokultur, dapat mengurangi keanekaragaman sehingga keseimbangan ekosistem sulit untuk diperoleh. Ekosistem dalam keadaan tidak stabil. Dampak yang lain akibat penerapan tipe ini adalah terjadinya ledakan hama.

2. Perubahan Lingkungan karena Faktor Alam
Perubahan lingkungan secara alami disebabkan oleh bencana alam. Bencana alam seperti kebakaran hutan di musim kemarau menyebabkan kerusakan dan matinya organisme di hutan tersebut. Selain itu, terjadinya letusan gunung menjadikan kawasan di sekitarnya rusak.

K. ETIKA LINGKUNGAN
Etika Lingkungan Hidup hadir sebagai respon atas etika moral yang selama ini berlaku, yang dirasa lebih mementingkan hubungan antar manusia dan mengabaikan hubungan antara manusia dan mahluk hidup bukan manusia. Mahluk bukan manusia, kendati bukan pelaku moral (moral agents) melainkan dipandang sebagai subyek moral (moral subjects), sehingga pantas menjadi perhatian moral manusia. ‘Kesalahan terbesar semua etika sejauh ini adalah etika-etika tersebut hanya berbicara mengenai hubungan antara manusia dengan manusia’ Albert Schweitzer. Dalam perkembangan selanjutnya, etika lingkungan hidup menuntut adnya perluasan cara pandang dan perilaku moral manusia. Yaitu dengan memasukkan lingkungan atau alam semesta sebagai bagian dari komunitas moral.

L. PENCEMARAN LIMBAH
Berbagai jenis pencemar ditemukan dalam limbah ataupun bahan untuk keperluan rumah tangga. Bahan ini dapat ditemukan sebagai bahan kimia organik atau anorganik, di dalam limbah maupun tidak. Daya pencemaran yang ditimbulkan selain dari sifat yang dimiliki juga tergantung pada volume. Tabel 6 adalah contoh bahan yang secara umum ditemukan baik sebagai bahan baku, penolong dan bahan jadi maupun juga ditemukan sebagai limbah. Semakin besar volume limbah, pada umumnya, bahan pencemarnya semakin banyak. Hubungan ini biasanya terjadi secara linier. Oleh sebab itu dalam pengendalian limbah sering juga ditipayakan pengurangan volume limbah. Kaitan antara volume limbah dengan volume badan penerima juga sering digunakan sebagai indikasi pencemaran. Perbandingan yang mencolok jumlahnya antara volume limbah dan volume penerima limbah juga menjadi ukuran tingkat pencemaran yang ditimbulkan terhadap lingkungan. Misalnya limbah sebanyak 100 m3 air per 8 jam mempunyai konsentrasi plumbum 4 mg/hari dialirkan ke suatu sungai yang mempunyai debit 8.000 m3 perjam.
Frekuensi Pembuangan LimbahPabrik yang secara kontinu membuang limbah berbeda dengan pabrik yang membuang limbah secara periodik walau konsentrasi pencemar sama, dan jumlah buangannya pun sama. Pengaruh terhadap lingkungan mengalami perbedaan. Dalam hal sering tidaknya suatu pabrik membuang limbah tergantung terhadap proses pengolahan dalam pabrik. Artinya volume air buangannya tergantung dari volume produksinya. Semakin tinggi produksi semakin tinggi volume limbahnya. Ada pabrik yang dalam periode tertentu jumlah airnya melebihi daripada kondisi sehari-hari.Setiap lima hari dalam sebulan volume limbahnya sangat berlebih,kecuali bila pabrik blow down. Atau ada pabrik yang hanya membuang limbah sekali dalam seminggu sedangkan pada hari-hari lainnya tidak. Semakin banyak frekuensi pembuangan limbah,semakin tinggi tingkat pencemaran yang ditimbulkan.
Dampak pencemaran limbah terhadap lingkungan harus dilihat dari jenis parameter pencemar dan konsentrasinya dalam air limbah.Dari satu sisi suatu limbah mempunyai parameter tunggal dengan konsentrasi yang relatif tinggi, misalnya Fe. Di sisi lain ada limbah dengan 10 parameter tapi dengan konsentrasi yang juga melewati ambang batas. Persoalannya bukan yang mana lebih baik daripada yang terburuk, melainkan yang manakah seharusnya lebih mendapat prioritas.


















































1. Sewaktu Anda melakukan studi di lapangan di suatu hutan, Anda menemukan sekelompok rayap di balik batang pohon yang telah tumbang dan lapuk. Tempat khusus bagi suatu kelompok makhluk hidup di mana mereka menjalankan aktivitasnya, seperti tempat rayap diatas di namakan…..
a. Komunitas
b. Ekosistem
c. Populasi
d. Habitat atau relung
e. Suksesi
2. Di tempat bekas letusan gunung api akan terjadi suksesi. Organisme pertama yang menempati lokasi tersebut adalah…..
a. Rumput
b. Lichenes
c. Pohon
d. Semak
e. Tumbuhan paku
3. Di Suatu ekosistem kolam terdapat organisme
1. Ikan karnivora,
2. Bakteri pengurai,
3. Fitoplankton,
4. Ikan herbivore, dan
5. Zat-zat organik
Berdasarkan data tersebut, dapat disusun suatu rantai makanan dengan susunan….
a. 3-4-1-5-2
b. 3-4-5-1-2
c. 2-5-3-4-1
d. 5-3-4-3-1
e. 5-3-4-1-2
4. Jika terjadi pencemaran lingkungan akibat penggunaan insektisida pada suatu perairan, racun dalam insektisida tersebut akan menumpuk dalam tubuh organism. Organisme yang paling tinggi kadar racunnya setelah beberapa tahun adalah….
a. Fitoplakton
b. Zooplankton
c. Serangga air
d. Hewan herbivore
e. Hewan karnivora
5. Seorang petani berhasil membasmi tikus dengan menggunakan anjing. Secara tidak sadar, petani ini memanfaatkan konsep ekologi, yaitu….
a. Kompetisi
b. Komensalisme
c. Biologis
d. Simbiosis
e. Predasi
6. Sebagai pecinta lingkungan, Amir mengusahakan penanaman tumbuhan paku pada batang pohon. Batang pohon yang merupakan tumbuhan inang terlihat tetap segar. Hal ini menunjukkan peristiwa….
a hidup bersama
b. interaksi
c. simbiosis
d. komensalisme
e. mutualisme
7. Kemungkinan persaingan pada daerah yang di huni oleh satu species lebih tinggi dibandingkan jika dihuni oleh berbagai species. Hal ini disebabkan individu-individu dari satu species….
a. mempunyai kebutuhan biologis yang sama
b. mempunyai angka kematian yang sama
c. mempunyai viabilitas yang sama
d. dapat menghasilkan keturunan lebih sedikit
e. kemungkinan untuk bermigrasi lebih sedikit
8. Salah satu kemakmuran Peru adalah akibat timbunan kotoran burung yang di namakan guano. Guano terjadi dari proses yang melibatkan burung laut, ikan dan plankton pada laut yang subur. Jika terjadi pengambilan guano yang berlebihan, akan menimbukan…
a. berkurangnya plankton, berkurangnya populasi ikan dan burung
b. berkurangnya populasi burung, bertambahnya plankton
c. bertambahnya populasi burung, berkurangnya guano
d. populasi semua organisme yang terlibat terjadi penambahan
e. tidak terjadi perubahan apapun
9. Dalam tanah dekat akar pohon aksia hidup banyak makhluk hidup yang mirip satu dengan yang lainnya. Diantara mereka melakukan perkawinan dan menghasilakan keturunan yang fertile. Makhluk hidup itu bersama-sama membentuk suatu…
a. populasi
b. komunitas
c. habitat
d. ekosistem
e. bioma
10. Jika natalitas = n, mortalitas = m, imigrasi = I, dan emigrasi = e, maka keapatan populasi (p) di nyatakan dengan rumusnya….
a. p = n+ m + i + e
b. p = (n + m) , (i + e)
c. p = (n - m) + (i - e)
d. p = (n + i) – (m + e)
e. p = (n- i) + (m - e)
11. Komponen dalam system ekologi dapat samakan, dengan komponen ekosistem. Komponen pembentuk ekosistem adalah lingkungan biotic dan abiotik. Di antara komponen-komponen abiotik dan biotic tersebut saling berinteraksi. Akibat adanya saling interaksi tersebut dapat menimbulkan…
a. organisasi kehidupan
b. individu
c. populasi
d. komunitas
e.ekosistem
12. Umumnya di suatu tempat tidak hanya terdapat satu macam populasi. Biasanya ada populasi jenis hewan dan ada pula jenis tumbuhan . kumpulan populasi tersebut saling berhubungan dan membentuk…
a. ekosistem
b. komunitas
c. populasi kompleks
d. organisasi kehidupan
e. simbiosis
13. Pada suatu danau ditemukan anyak ikan yang mati karena kekurangan oksigen. Setelah dua tahun, populasi ikan di danau tersebut pulih kembali. Fenomena tersebut dinamakan….
a. suksesi primer
b. suksesi sekunder
c. suksesi
d. adaptasi
e. evolusi
14. Mana di antara tingkatkan trofik berikut yang bebas dari pemangsaan?
a. konsumen primer
b. konsumen sekunder
c. predator
d. konsumen tersier
e. produser sekunder
15 Pilihlah salah satu hewan yang jumlahnya paling sedikit dalam ekosistem padang rumput!
a. jangkrik
b. ulat
c. kelinci
d. tikus
e. ular
16. Suatu lingkungan dikatakan telah seimbang jika….
a. jumlah produsen telah mengalami kenaikan yang maksimal daripada kenaikan herbivore
b. kenaikan populasi produsen lebih kecil daripada kenaikan populasi konsumen
c. penurunan populasi karnivora lebih sedikit dari kenaikan populasi herbivore
d. kenaikan dan penurunan hewan dan tumbuhan dalam batas tidak saling mendominasi
e. kenaikan jumlah konsumen selalu disertai penurunan jumlah produsen
17. Manakah polutan yang berakibat padaa polusi udara?
a. klorofluorokarbon, nitrogen oksida, dan karbon dioksida
b. fosfat, nitrat, dan radioaktif
c. residu pestisida, karbondioksida, dan nitrit
d. limbah pertanian, nitrit, dan nitrat
e. nitrogen oksida, nitrit, dan nitrat
18. Gas pencemaran yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian jika masuk ke darah adalah…
a. CO2
b. CO
c. NO2
d. H2O
e. H2
19. Efek rumah kaca sebagai masalah lingkungan secara global terjadi karena adanya kenaikan….
a. kadar CO2 di atmosfer
b. kelembapan udara
c. suhu lingkungan
d. kadar bahan pencemar
e. jumlah gedung bertingkat
20. Hujan asam dapat terjadi karena pencemaran udara oleh…
a. karbon oksida dan hydrogen oksida
b. pencemaran udara oleh karbon dan zat besi
c. meningkatnya penggunaan bahan bakar dan zat besi
d. meningkatnya industralisasi pada suatu daerah
e. pencemaran udara oleh belerang dan nitrogen

Modul Biologi Lingkungan Kelas X

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Deskriptif Pembelajaran
Lingkungan hidup, sering disebut sebagai lingkungan, adalah istilah yang dapat mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan. Suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang disebut ekosistem. Adanya timbal balik yang tidak seimbang antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan berdampak negatif bagi salah satu pihak bahkan mungkin kedua-duanya. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengelolaan dan pemeliharaan lingkungan yang baik terutama manusia sebagai makhluk paling sempurna yang Allah ciptakan di muka bumi ini.

1.2 Tujuan
Tujuan akhir dari mempelajari modul ini adalah pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran biologi terutama tentang lingkungan.

1.3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Memahami lingkungan, keseimbangan, dan etika lingkungan  Mengidentifikasi lingkungan mencakup segala sesuatu di sekitar kita yang terdiri dari lingkungan biotik dan abiotik yang dipengaruhi budaya manusia.








BAB II
PEMBELAJARAN

Kegiatan Belajar 11 Lingkungan
A. Keseimbangan Lingkungan
a. Daya Lenting dan Daya Dukung Lingkungan
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya. Komponen lingkungan terdiri dari faktor abiotik (tanah, air, udara, cuaca, suhu) dan faktor biotik (tumbuhan dan hewan, termasuk manusia). Lingkungan hidup baik faktor biotik maupun abiotik berpengaruh dan dipengaruhi manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung.
Daya dukung lingkungannya adalah kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Sedangkan dalam kondisi alami, lingkungan dengan segala keragaman interaksi yang ada mampu untuk menyeimbangkan keadaannya disebut daya lenting. Namun tidak tertutup kemungkinan, kondisi demikian dapat berubah oleh campur tangan manusia dengan segala aktivitas pemenuhan kebutuhan yang terkadang melampaui batas.
Keseimbangan lingkungan secara alami dapat berlangsung karena beberapa hal, yaitu komponen-komponen yang ada terlibat dalam aksi-reaksi dan berperan sesuai kondisi keseimbangan, pemindahan energi (arus energi), dan siklus biogeokimia dapat berlangsung. Keseimbangan lingkungan dapat terganggu bila terjadi perubahan berupa pengurangan fungsi dari komponen atau hilangnya sebagian komponen yang dapat menyebabkan putusnya mata rantai dalam ekosistem. Salah satu faktor penyebab gangguan adalah polusi di samping faktor-faktor yang lain.
b. Kegiatan Manusia Berpengaruh terhadap Daya Lenting dan Daya Dukung Lingkungan
Daya dukung lingkungan dapat ditingkatkan. Manusia selalu berusaha meningkatkan daya dukung lingkungannya. Misalnya, agar padang rumput itu dapat menampung lebih dari 1000 ekor kelinci tanpa kompetisi, tanahnya diberi pupuk agar rumput tumbuh lebih subur. Namun harus selalu diingat, kemampuan (kapasitas) lingkungan itu terbatas. Tidak mungkin daya dukung lingkungan terus-menerus ditingkatkan tanpa batas.
Pada zaman dahulu, populasi manusia cenderung tetap. Akan tetapi setelah terjadi perkembangan IPTEK dan revolusi industri, populasi manusia terus-menerus meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan populasi manusia yang terus meningkat, harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah besar melalui industri. Sehingga berkembanglah berbagai macam industri yang mengakibatkan :
1. Sumber daya alam yang diambil dari lingkungan semakin besar baik macam maupun jumlahnya.
2. Industri mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan.
3. Populasi manusia juga mengeluarkan limbah (limbah rumah tangga, limbah manusia) yang mencemari lingkungan.
4. Muncul bahan-bahan sintetik yang tidak alami (misal insektisida, obat-obatan) yang dapat meracuni lingkungan. Akibat berikutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami pencemaran.
B. Munculnya Permasalahan Lingkungan
Lingkungan hidup yang tidak seimbang disebabkan oleh peledakan populasi manusia, kemajuan IPTEK, dan industrilisasi akan menimbulkan permasalahan lingkungan yang mengkhawatirkan, yaitu terjadi kerusakan lingkungan dan pencemaran. Terjadinya kerusakan lingkungan dan pencemaran ini mengakibatkan :
1. Punahnya Spesies
Sebagaimana telah diuraikan, polutan berbahaya bagi biota air dan darat. Berbagai jenis hewan mengelami keracunan, kemudian mati. Berbagai spesies hewan memiliki kekebalan yang tidak sama. Ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda, larva merupakan hewan yang peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar, adapula yang tidak. Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Bila batas tersebut terlampui, hewan tersebut akan mati.
2. Peledakan Hama
Penggunaan insektisida dapat pula mematikan predator. Karena predator punah, maka serangga hama akan berkembang tanpa kendali.
3. Gangguan Keseimbangan Lingkungan
Punahnya spesies tertentu dapat mengubah pola interaksi di dalam suatu ekosistem. Rantai makanan, jaring-jaring makanan dan lairan energi menjadiberubah. Akibatnya, keseimbangan lingkungan terganggu. Daur materi dan daur biogeokimia menjadi terganggu.
4. Kesuburan Tanah Berkurang
Penggunaan insektisida mematikan fauna tanah. Hal ini dapat menurunkan kesuburan tanah. Penggunaan pupuk terus menerus dapat menyebabkan tanah menjadi asam. Hal ini juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Demikian juga dengan terjadinya hujan asam.
5. Keracunan dan Penyakit
Orang yang mengkonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan tercemar dapat mengalami keracunan. ada yang meninggal dunia, ada yang mengalami kerusakan hati, ginjal, menderita kanker, kerusakan susunan saraf, dan bahkan ada yang menyebabkan cacat pada keturunannya.
6. Pemekatan Hayati
Proses peningkatan kadar bahan pencemar melewati tubuh makluk dikenal sebagai pemekatan hayati (dalam bahasa Inggrisnya dikenal sebagai biomagnificition.
7. Terbentuknya Lubang Ozon dan Efek Rumah Kaca
Terbentuknya Lubang ozon dan terjadinya efek rumah kaca merupakan permasalahan global yang dirasakan oleh semua umat manusia. Hal ini disebabkan karena bahan pencemar dapat tersebar dan menimbulkan dampak di tempat lain.
C. Pencemaran Lingkungan
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Sifat polutan adalah:
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi.
2. Merusak dalam jangka waktu lama.
Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak.
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak.
Suatu zat dapat disebut polutan apabila:
1. jumlahnya melebihi jumlah
normal
2. berada pada waktu yang tidak
tepat
3. berada pada tempat yang tidak
tepat

Gbr. Lingkungan Dikelilingi Polusi
Macam-macam pencemaran dapat dibedakan berdasarkan pada tempat terjadinya, macam bahan pencemarnya, dan tingkat pencemaran.
a. Menurut tempat terjadinya
Menurut tempat terjadinya, pencemaran dapat digolongkan menjadi empat, yaitu pencemaran udara, air, tanah dan suara (kebisingan).
1. Polusi udara
Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2 hasil pembakaran, debu, SO2, senyawa hidrokarbon (CH4, C4H10) dan sebagainya.
1) CO2
Pencemaran udara yang paling menonjol adalah semakin meningkatnya kadar CO2 di udara. Karbondioksida itu berasal dari pabrik, mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi). Juga dari mobil, kapal, pesawat terbang, dan pembakaran kayu. Meningkatnya kadar CO2 di udara tidak dapat segera diubah menjadi oksigen oleh tumbuhan karena banyak hutan di seluruh dunia yang ditebang. Gas karbondioksida dapat menyebabkan efek rumah kaca.
2) SO, SO2
Gas belerang oksida (SO, SO2) di udara juga dihasilkan oleh bahan bakar fosil (minyak, batubara). Gas tersebut dapat bereaksi dengan gas nitrogen oksida dan air hujan, yang menyebabkan air hujan menjadi asam. Terjadilah apa yang disebut hujan asam. Hujan asam menyebabkan tumbuhan mati, hewan-hewan tanah juga mati, produksi pertanian merosot, serta besi dan logam mudah berkarat. Bangunan kuno seperti candi akan cepat aus dan rusak. Demikian pula bangunan gedung dan jembatan.
3) CFC
Pencemaran udara yang berbahaya lainnya adalah gas kloro fluoro karbon (disingkat CFC). Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang karena tidak bereaksi, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berbahaya. Banyak digunakan untuk mengembangkan busa (busa kursi), untuk AC (freon), pendingin pada lemari es, dan semprotan rambut (hair spray).
Gas CFC yang membumbung tinggi dapat mencapai stratosfer. Di stratosfer terdapat lapisan gas ozon (O3). Lapisan ozon ini merupakan pelindung (tameng) bumi dari pengaruh cahaya ultraviolet. Jika gas CFC mencapai lapisan ozon, akan terjadi reaksi antara CFC dan ozon, sehingga lapisan ozon tersebut berlubang. Kalau tidak ada lapisan ozon, radiasi cahaya ultraviolet mencapai permukaan bumi dan menyebabkan kematian organisme, tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di lautan mati, terjadi mutasi genetik, menyebabkan kanker kulit atau kanker retina mata.
4) CO (karbon monoksida)
Di lingkungan rumah juga sering terjadi pencemaran yang merenggut nyawa. Misalnya saat menghidupkan mesin mobil di dalam garasi yang tertutup. Jika proses pembakaran di mesin tidak sempurna, maka proses pembakaran itu menghasilkan gas CO dan orang yang di garasi dapat meninggal akibat menghirupnya. Hati-hati jika tidur di dalam mobil karena dapat terjadi kebocoran gas CO dari knalpot yang dapat masuk ke dalam mobil, sehingga dapat menyebabkan kematian.
Oleh karena itu sebaiknya mobil dibawa ke tempat reparasi secara berkala untuk mengecek proses pembakaran mesin sehingga emisi gas buangannya baik.
5) Asap rokok
Asap rokok mengandung berbagai bahan pencemar yang dapat menyebabkan batuk kronis, kanker paru-paru, mempengaruhi janin dalam kandungan. Kaum wanita dan anak-anak lebih rentan terhadap pengaruh asap rokok dibandingkan kaum laki-laki. Jadi kemungkinan terkena kanker pada wanita dan anak-anak lebih tinggi.
Perokok dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perokok aktif dan pasif. Perokok aktif adalah mereka yang merokok. Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok, akan tetapi meghirup asap rokok di suatu ruangan. Dan menurut penelitian perokok pasif memiliki resiko lebih besar dibandingkan perokok pasif.
2. Polusi air
Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut.
a. Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah domestik, misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan bersifat racun.
b. Sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan O2 di air
berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air.
c. Fosfat hasil pembusukan bersama H2O dan pupuk pertanian terakumulasi dan menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada alga (Blooming alga). Akibatnya, tanaman di dalam air tidak dapat berfotosintesis karena sinar matahari terhalang.
Salah satu bahan pencemar di laut adalah tumpahan minyak bumi, akibat kecelakaan kapal tanker minyak yang sering terjadi. Banyak organisme akuatik yang mati atau keracunan karenanya. Untuk membersihkan kawasan tercemar diperlukan koordinasi dari berbagai pihak dan dibutuhkan biaya yang mahal. Bila terlambat penanggulangan-nya, kerugian manusia semakin banyak. Secara ekologis, dapat mengganggu ekosistem laut.
Bila terjadi pencemaran di air, maka terjadi akumulasi zat pencemar pada tubuh organisme air. Akumulasi pencemar ini semakin meningkat pada organisme
pemangsa yang lebih besar.
3. Polusi tanah
Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemaran berikut ini :
a. Sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol, karet sintesis, pecahan kaca, dan kaleng.
b. Detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami sulit diuraikan).
c. Zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.
4. Polusi suara
Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang, deru mesin pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu pendengaran. Kebisingan juga dapat menyebabkan penduduk sulit tidur, bahkan dapat mengakibatkan tuli, gangguan kejiwaan, dan dapat pula menimbulkan penyakit jantung, gangguan janin dalam kandungan dan stres.
b. Menurut macam bahan pencemar
Macam bahan pencemar adalah sebagai berikut.
1. Kimiawi; berupa zat radio aktif, logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi),
pupuk anorganik, pestisida, detergen dan minyak.
2. Biologi; berupa mikroorganisme, misalnya Escherichia coli, Entamoeba
coli, dan Salmonella thyposa.
3. Fisik; berupa kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.
c. Menurut tingkat pencemaran
Menurut WHO, tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut:
1. Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain. Misalnya gas buangan kendaraan bermotor yang menyebabkan mata pedih.
2. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa) di Minamata Jepang yang menyebabkan kanker dan lahirnya bayi cacat.
3. Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan. Misalnya pencemaran nuklir.
2. Parameter Pencemaran
Dengan mengetahui beberapa parameter yang ada pada daerah/kawasan penelitian akan dapat diketahui tingkat pencemaran atau apakah lingkungan itu sudah terkena pencemaran atau belum. Parameter yang merupakan indikator terjadinya pencemaran adalah sebagai berikut :
a. Parameter kimia
Parameter kimia meliputi CO2, pH, alkalinitas, fosfor, dan logam-logam berat.
b. Parameter biokimia
Parameter biokimia meliputi BOD (Biochemical Oxygen Demand atau konsumsi Oksigen Biologis), yaitu jumlah oksigen dalam air. Cara pengukurannya adalah dengan menyimpan sampel air yang telah diketahui kandungan oksigennya selama 5 hari. Kemudian kadar oksigennya diukur lagi. BOD digunakan untuk mengukur banyaknya pencemar organik. Menurut menteri kesehatan, kandungan oksigen dalam air minum atau BOD tidak boleh kurang dari 3 ppm.
c. Parameter fisik
Parameter fisik meliputi temperatur, warna, rasa, bau, kekeruhan, dan radioaktivitas.
d. Parameter biologi
Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya hewan-hewan, tumbuhan dan mikroorganisme karena organisme yang peka akan mati sedangkan organisme yang tahan akan hidup, misalnya, bakteri E. coli, virus, bentos, dan plankton.
D. Dampak Intensifikasi Pertanian
Yang dimaksud intensifikasi pertanian adalah mengusahakan pertanian secara intensif agar diperoleh hasil yang optimal (hasil yang seharusnya, bukan hasil yang maksimal). Dalam intensifikasi yang perlu diperhatikan biasanya adalah pengadaan bibit, pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pemanenan, dan kegiatan pasca panen.
Jika dilakukan tanpa kendali, maka upaya peningkatan hasil itu dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Berikut ini dijelaskan dampak dari pengolahan tanah, pemupukan, penyemprotan dan penanaman monokultur.
a. Dampak dari Pengolahan Tanah
Sering terlihat para petani mengolah tanah dengan membajak sawahnya. Ketika petani membajak, sawah dialiri air hingga tergenang, dan terkadang kelebihan air dialirkan ke got dan akhirnya masuk ke sungai. Jadi, di sawah terjadi pencucian unsur hara yang selanjutnya dibuang ke sungai. Akibatnya kesuburan sawah semakin berkurang.
b. Dampak dari Pemupukan
Pemupukan dilakukan untuk memberikan zat makanan yang optimal kepada tanaman, agar tanaman dapat memberikan hasil yang cukup. Pemupukan dengan pupuk buatan dapat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menurun). Jika tanah menjadi asam, produktifitas tanaman pertanian akan merosot. Selain itu, unsur nitrogen yang terkandung di dalam pupuk dapat menyebabkan terbentuknya larutan nitrit di dalam tanah. Larutan nitrit itu dapat meresap ke dalam sumur penduduk yang berdekatan. Air sumur yang mengandung nitrit dapat menyebabkan munculnya penyakit bayi biru (blue baby), yakni tubuh bayi yang kebiru-biruan karena kekurangan oksigen. Bayi yang kekurangan oksigen akan mengalami gangguan pertumbuhan otak.
Pemupukan yang berlebihan dan larut ke dalam air juga dapat menyebabkan meningkatkan kesuburan sungai (eutrofikasi). Ganggang dan tumbuhan sungai, misalnya eceng gondok, tumbuh dengan subur. Akibatnya hewan-hewan air akan kekurangan oksigen sehingga mengalami kematian. Selain itu, meningkatnya kesuburan tumbuhan air dapat menyebabkan terjadinya pendangkalan pada waduk dan bendungan.
Pupuk hijau dan pupuk kandang merupakan pupuk yang dapat memperbaiki struktur tanah, menggemburkan tanah, dan juga menyuburkan tanah. Untuk mengurangi damapak negatif penggunaan pupuk buatan perlu diselingi dengan penggunaan pupuk kandang dan pupuk hijau.
c. Dampak dari Pestisida
Dampak negatif dari pestisida dapat dikurangi dengan memperhatikan hal-hal berikut ini :
 Tidak mencuci peralatan penyemprot di sungai atau di dekat sumur agar tidak mencemari sungai atau sumur penduduk. Cucilah peralatan di tempat khusus dari limbahnya dibuang secara khusus pula (misal dibuatkan lubang yang jauh dari pemukiman).
 Tidak membuang sisa obat di sembarang tempat.
 Tidak menggunakan obat melebihi takaran (over dosis).
 Mengurangi penggunaan pestisida dengan memberantas hama secara mekanik (misal ditangkap, kemudian dimatikan), dan secara biologis (menggunakan serangga predator). Pemberantasan secara biologis demikian itu tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
d. Dampak dari Penanaman Monokultur
Pertanian monokultur adalah pertanian dengan menanam tanaman sejenis. Misalnya sawah ditanami padi saja, jagung saja atau kedelai saja. Tujuan penanaman secara monokultur adalah meningkatkan hasil panen.
Dari teori keanekaragaman hayati kita mengetahui bahwa lingkungan yang memiliki keanekaragaman tinggi merupakan lingkungan yang mantap, sedangkan lingkungan yang memiliki keanekaragaman rendah merupakan lingkungan yang tidak mantap. Lingkungan yang mantap adalah lingkungan yang tahan terhadap gangguan dari luar.
Penanaman monokultur menyebabkan terbentuknya lingkungan pertanian yang tidak mantap. Buktinya tanah pertanian harus diolah, dipupuk, dan disemprot dengan insektisida. Jika tidak, tanaman pertanian mudah terserang hama dan penyakit. Maka diupayakan penanaman tumpang sari atau polikultur, yaitu dengan menanam beberapa jenis dalam satu lahan. Sehingga hama yang menyerang tanaman yang satu mungkin dapat dikendalikan (dimangsa) oleh predator yang hidup di tanaman yang lain. Hanya saja produktifitasnya agak berkurang. Keuntungannya, petani dapat menghemat biaya (tidak membeli obat pestisida), panenan dapat berlangsung berkali-kali.
E. Perubahan Lingkungan
Perubahan lingkungan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Perubahan yang terjadi pada lingkungan hidup manusia menyebabkan adanya gangguan terhadap keseimbangan karena sebagian dari komponen lingkungan menjadi berkurang fungsinya. Perubahan lingkungan dapat terjadi karena campur tangan manusia dan dapat pula karena faktor alami. Dampak dari perubahannya belum tentu sama, namun akhirnya manusia juga yang mesti memikul serta mengatasinya.
1. Perubahan Lingkungan karena Campur Tangan Manusia
Perubahan lingkungan karena campur tangan manusia contohnya penebangan hutan, pembangunan pemukiman, dan penerapan intensifikasi pertanian. Penebangan hutan yang liar mengurangi fungsi hutan sebagai penahan air. Akibatnya, daya dukung hutan menjadi berkurang. Selain itu, penggundulan hutan dapat menyebabkan terjadi banjir dan erosi. Akibat lain adalah munculnya harimau, babi hutan, dan ular di tengah pemukiman manusia karena semakin sempitnya habitat hewan-hewan tersebut.
Pembangungan pemukiman pada daerah-daerah yang subur merupakan salah satu tuntutan kebutuhan akan pagan. Semakin padat populasi manusia, lahan yang semula produktif menjadi tidak atau kurang produktif.
Pembangunan jalan kampung dan desa dengan cara betonisasi mengakibatkan air sulit meresap ke dalam tanah. Sebagai akibatnya, bila hujan lebat memudahkan terjadinya banjir. Selain itu, tumbuhan di sekitamya menjadi kekurangan air sehingga tumbuhan tidak efektif melakukan fotosintesis. Akibat lebih lanjut, kita merasakan panas akibat tumbuhan tidak secara optimal memanfaatkan CO2, peran tumbuhan sebagai produsen terhambat.
Perubahan lingkungan itu pada akhirnya dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Karena itu, untuk menghindari terjadinya dampak negatif tersebut perlu dilakukan pencegahan, misalnya melakukan analisis terhadap lingkungan terlebih dahulu sebelum membangun suatu proyek. Di dalam pembangunan, analisis tersebut dikenal dengan istilah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Cara-cara pencegahan pencemaran dan mengusahakan kelestarian lingkungan dilakukan baik oleh Pemerintah maupun oleh setiap individu. Pada dasarnya, ada 3 (tiga) prinsip dasar yang dapat dilakukan untuk melakukan kelestarian, pencegahan dan penanggulangan pencemaran, yaitu secara administratif (adanya peraturan/ undang-undang dari pemerintah); secara teknologis (adanya peralatan pengolahan limbah, pembakar sampah); secara edukatif (melakukan penyuluhan kepada masyarakat, pendidikan di sekolah-sekolah).
2. Perubahan Lingkungan karena Faktor Alam
Perubahan lingkungan secara alami disebabkan oleh bencana alam. Bencana alam seperti kebakaran hutan di musim kemarau menyebabkan kerusakan dan matinya organisme di hutan tersebut. Selain itu, terjadinya letusan gunung menjadikan kawasan di sekitarnya rusak.
F. Etika Lingkungan
Etika adalah penilaian terhadap tingkah laku atau perbuatan. Perbuatan seseorang dapat dinilai sebagai perbuatan etis atau tidak etis. Etika bersumber pada kesadaran dan moral seseorang.
Etika biasanya tidak tertulis. Etika yang tertulis disebut sebagai peraturan. Etika lingkungan pada dasarnya adalah perbuatan apa yang dinilai baik untuk lingkungan dan apa yang tidak baik bagi lingkungan.
Sehubungan dengan pemanfaatan sumber daya alam, agar lingkungan tetap lestari, harus diperhatikan tatanan/tata cara (etika) lingkungan itu sendiri. Dalam hal ini manusialah yang paling tepat sebagai pengelolanya karena manusia memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan organisme lain. Manusia mampu merombak, memperbaiki, dan mengkondisikan lingkungan seperti yang dikehendakinya, seperti:
1. manusia mampu berpikir serta meramalkan keadaan yang akan datang
2. manusia memiliki ilmu dan teknologi
3. manusia memiliki akal dan budi sehingga dapat memilih hal-hal yang baik.
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan lingkungan hidup.
Pengelolaan ini mempunyai tujuan sebagai berikut.
1. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan
membangun manusia seutuhnya.
2. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
3. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup.
4. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi
sekarang dan mendatang.
Melindungi negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan. Melalui penerapan pengelolaan lingkungan hidup akan terwujud kedinamisan dan harmonisasi antara manusia dengan lingkungannya. Untuk mencegah dan menghindari tindakan manusia yang bersifat kontradiksi dari hal-hal tersebut di atas, pemerintah telah menetapkan kebijakan melalui Undang-undang Lingkungan Hidup.
Undang-undang lingkungan hidup
Undang-undang tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup disahkan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 11 Maret 1982. Undang-undang ini berisi 9 Bab terdiri dari 24 pasal. Undang-undang lingkungan hidup bertujuan mencegah kerusakan lingkungan, meningkatkan kualitas lingkungan hidup, dan menindak pelanggaran-pelanggaran yang menyebabkan rusaknya lingkungan.
Undang-undang lingkungan hidup antara lain berisi hak, kewajiban, wewenang dan ketentuan pidana yang meliputi berikut ini.
1. Setiap orang mempunyai hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
2. Setiap orang berkewajiban memelihara lingkungan dan mencegah serta menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan
3. Setiap orang mempunyai hak untuk berperan serta dalam rangka pengelolaan
lingkungan hidup. Peran serta tersebut diatur dengan perundang-undangan.
4. Barang siapa yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya melakukan perbuatan yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup atau tercemamya lingkungan hidup diancam pidana penjara atau denda.
Upaya pengelolaan yang telah digalakkan dan undang-undang yang telah dikeluarkan belumlah berarti tanpa didukung adanya kesadaran manusia akan arti penting lingkungan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas lingkungan serta kesadaran bahwa lingkungan yang ada saat ini merupakan titipan dari generasi yang akan datang.
Upaya pengelolaan limbah yang saat ini tengah digalakkan adalah pendaurulangan atau recycling. Dengan daur ulang dimungkinkan pemanfaatan sampah, misalnya plastik, aluminium, dan kertas menjadi barang-barang yang bermanfaat.
Usaha lain dalam mengurangi polusi adalah memanfaatkan tenaga surya. Tenaga panas matahari disimpan dalam sel-sel solar untuk kemudian dimanfaatkan dalam keperluan memasak, memanaskan ruangan, dan tenaga gerak. Tenaga surya ini tidak menimbulkan polusi. Selain tenaga surya, tenaga angin dapat pula digunakan sebagai sumber energi dengan menggunakan kincir-kincir angin.
Di beberapa negara maju telah banyak dilakukan pemisahan sampah organik dan anorganik untuk keperluan daur ulang. Dalam tiap rumah tangga terdapat tempat sampah yang berwarna-warni sesuai peruntukkannya.




















BAB III
EVALUASI

I. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Lingkungan hidup merupakan....
a. Suatu sistem timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan abiotiknya
b. Kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia
c. Suatu kepekaan makhluk hidup terhadap perubahan faktor biotik maupun abiotiknya
d. Seluruh makhluk hidup yang berada di alam dan saling berhubungan
e. Lingkungan dimana suatu makhluk hidup dilahirkan dan mempengaruhi kehidupannya
2. Yang disebut daya dukung lingkungan adalah....
a. kemampuan lingkungan mendukung populasi untuk terus berkembang
b. kemampuan lingkungan menghidupi populasi dalam batas tertentu
c. kemampuan lingkungan mendukung keanekaragaman hayati
d. kemampuan lingkungan mendukung suksesi
e. kemampuan lingkungan untuk seimbang
3. Pertumbuhan populasi yang melampaui daya dukung lingkungan mengakibatkan ....
a. kompetisi
b. populasi terus bertambah
c. daya dukung lingkungan terus meningkat pula
d. terjadi peningkatan keseimbangan
e. peningkatan daya lenting lingkungan
4. Di antara alasan berikut yang bukan merupakan faktor munculnya permasalahan lingkungan ialah....
a. peledakan populasi manusia d. perkembangan pendidikan
b. perkembangan IPTEK e. perkembangan sosial
c. perkembangan ekonomi
5. Di antara pernyataan berikut yang benar ialah.....
a. pencemaran hanya berdampak di sekitar lokasi limbah
b. daya dukung lingkungan terus-menerus dapat ditingkatkan
c. pencemaran lingkungan pasti terjadi oleh kegiatan manusia
d. bahan pencemar yang dibuang ke laut tidak mungkin dapat mencemari
e. pencemaran meningkatkan daya lenting
6. Dampak yang timbul jika kita menggunakan gas CFC pada kulkas, spray dan AC adalah....
a. pencemaran udara di dalam ruangan rumah
b. pencemaran udara di lingkungan sekitar rumah
c. munculnya lubang ozon di stratosfer
d. efek rumah kaca
e. terjadi hujan asam
7. Fungsi ozon di lapisan stratosfer adalah ....
a. Pelindung bumi dari panas matahari
b. Pelindung bumi dari sinar ultra violet
c. Pelindung bumi dari pengaruh gerhana matahari
d. Pelindung bumi dari pengaruh bintang
e. Penghasil O2
8. Yang dimaksud sebagai perokok pasif adalah....
a. Orang yang merokok dari meminta kepada yang lain
b. Orang yang tidak merokok namun berada dalam ruangan berasap rokok
c. Orang yang merokok tetapi diam di ruangan
d. Orang yang tidak merokok tetapi anti kepada orang yang merokok
e. Orang yang merokok secara sembunyi-sembunyi
9. Kita dilarang menangkap ikan dengan racun tuba karena....
a. Mematikan semua biota air, baik yang muda maupun yang tua
b. Menyebabkan erosi
c. menurunkan kadar oksigen terlarut
d. meningkatkan CO2 terlarut
e. menimbulkan eutrofikasi
10. Di suatu aliran sungai didapatkan adanya cacing Tubifex yang bergerombol kemerahan. Ini berarti di aliran sungai tersebut....
a. tingkat pencemarannya rendah
b. tingkat pencemarannya tinggi
c. terjadi pencemaran oleh bahan anorganik
d. terjadi pencemaran oleh bahan organik
e. BODnya tinggi
11. Jika predator pada suatu lingkungan punah akan terjadi....
a. Peledakan populasi hewan yang menjadi mangsa predator
b. Penurunan populasi mangsa predator tersebut
c. Tidak terdapat kompetisi lagi
d. Peningkatan daya dukung lingkungan
e. Peningkatan organisme pengurai
12. Analisis Mengenai Dampak lingkungan (AMDAL) merupakan kebijakan pemerintah yang....
a. Harus dilakukan sebelum pelaksanaan suatu proyek
b. Harus dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan proyek
c. Harus dilaksanakan setelah melakukan suatu proyek
d. Di lakukan untuk mengetahui dampak industri
e. Dilakukan untuk mengatasi pencemaran
13. Di antara perbuatan berikut ini yang melanggar etika lingkungan adalah....
a. Membunuh hewan buas yang akan menerkam seorang anak
b. Memelihara binatang buas untuk kesenangan
c. Mengembangbiakkan hewan langka
d. Melakukan penghijauan
e. Mengembangkan predator alami
14. Daya dukung lingkungan menurun apabila jumlah....
a. Produsen meningkat d. Konsumen meningkat
b. Predator menurun e. Konsumen menurun
c. Energi yang masuk meningkat
15. Perkembangan IPTEK dapat berdampak negatif pada lingkungan, kecuali....
a. Pengambilan SDA semakin meningkat
b. Meningkatkan kesejahteraan manusia
c. Pencemaran meningkat
d. Terjadinya kerusakan lingkungan
e. Punahnya beberapa spesies
16. Terjadinya efek rumah kaca disebabkan oleh....
a. Banyaknya rumah yang berkaca
b. Digunakannya AC dan listrik
c. Panas matahari terperangkap oleh selubung gas pencemar yang meliputi bumi
d. Panas matahari yang terperangkap di dalam gedung-gedung berkaca
e. Perubahan iklim global
17. Berikut merupakan dampak negatif dari hujan asam, kecuali....
a. Pengeroposan patung dan candi
b. Pengeroposan jembatan dari logam
c. Perusakan bangunan
d. Hutan dan tanaman mati
e. Menghentikan daur air
18. Di daerah perkotaan, limbah yang paling banyak dalam menimbulkan pencemar-an air adalah....
a. Limbah pertanian d. Limbah industri
b. Limbah rumah tangga e. Limbah pasar
c. Limbah perkebunan
19. Yang tidak termasuk komponen abiotik adalah....
a. Air d. Kedalaman
b. Udara e. Cahaya
c. Tanah
20. Manakah di antara pernyataan berikut yang benar?....
a. Penggunaan pupuk buatan harus terus-menerus dilakukan agar tanah menjadi subur
b. Penggunaan pupuk buatan harus diselingi dengan penggunaan kompos
c. Penggunaan pupuk buatan dapat menyebabkan erosi
d. Penggunaan pupuk buatan tidak dapat menyuburkan perairan
e. Penggunaan pupuk buatan meningkatkan daya dukung
21. Apabila tidak dikelola dengan baik, limbah akan menyebabkan ....
a. Banjir d. Pencemaran
b. Penyakit e. Efek rumah kaca
c. Kematian
22. Sampah organik adalah....
a. Kompos
b. Sampah plastik
c. Sampah berupa daun
d. Sampah yang dapat diuraikan
e. Sampah yang tidak dapat diuraikan
23. Pengaruh positif sampah terhadap lingkungan adalah....
a. Menambah keindahan
b. Mengganggu pemandangan
c. Menyebabkan pencemaran udara
d. Menyebabkan pencemaran tanah
e. Sampah organik menambah kesuburan tanah
24. Segala sesuatu yang dilepaskan oleh alam dan dapat merugikan makhluk hidup di lingkungan sekitar disebut....
a. Polusi d. Polutan
b. Limbah e. Gas buang
c. Sampah
25. Suatu zat dikatakan polutan apabila....
a. Mengganggu kesehatan
b. Berada pada waktu yang tepat
c. Berada pada tempat yang tepat
d. Jumlahnya melebihi batas normal
e. Jumlahnya sesuai dengan ambang batas
26. Indikator udara kota mulai tercemar adalah....
a. Banyak orang stres dan gila
b. Banyak ikan-ikan kolam yang mati
c. Banyak orang menderita gangguan pernapasan
d. Banyak orang yang menderita gangguan pencernaan
e. Banyak orang yang menderita gangguan saraf akibat polutan
27. Di bawah ini merupakan tujuan dari pengelolaan lingkungan hidup yang baik adalah kecuali....
a. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang
b. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan membangun manusia seutuhnya.
c. Mampu menciptakan generasi-generasi yang modern
d. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana
e. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup
28. Intensifikasi pertanian adalah....
a. Mengusahakan hasil pertanian yang banyak dengan menggunakan alat yang modern
b. Mengusahakan pertanian secara intensif agar diperoleh hasil yang optimal
c. Mengawasi dengan cermat semua kegiatan dalam pertanian
d. Mengusahakan hasil pertanian yang optimal dengan memilih bibit unggul
e. Mengusahakan metode klasik dalam setiap kegiatan pertanian
29. Beberapa indikasi adanya polusi air adalah....
a. Air berubah warna, berbau dan ikan masih hidup
b. Air berubah warna, susah melarutkan kotoran
c. Susah mencari air tawar, ikan gurame hidup baik
d. Sulit mendapat air, bau sampah, berwarna hijau tua
e. Air berubah warna, tidak ditemukannya hewan air, berbau
30. Akibat polusi suara banyak orang terkena penyakit….
a. Kejiwaan, kanker, dan tuli d. Jantung, tumor, dan kanker
b. Rabun senja, thypus, dan jantung e. Jantung, tuli, dan thypus
c. Kejiwaan, jantung, dan tuli
31. Eutrofikasi dapat terjadi karena....
a. Kerusakan daur oksigen
b. Pasokan oksigen kurang
c. Kelebihan zat hara N dan P
d. Kelebihan oksigen di dalam air
e. Matinya organisme yang ada di perairan
32. Fungsi ekologis hutan hujan tropis Indonesia bagi lingkungan global adalah sebagai berikut, kecuali....
a. Mengurangi kadar CO2 di udara
b. Mengurangi pencemaran udara
c. Mencegah terjadinya efek rumah kaca
d. Menstabilkan iklim global
e. Penghasil devisa negara
33. Berikut ini yang bukan merupakan kegiatan industri berwawasan lingkungan adalah....
a. Bahan baku diambil dari lingkungan, limbah dibuang ke lingkungan
b. Pengambilan bahan baku tidak merusak lingkungan
c. Proses produksi memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja
d. Mesin yang digunakan aman, ramah lingkungan, dan hemat energi
e. Membuat unit pengolah limbah
34. Baku mutu air merupakan kebijakan pemerintah yang memuat ketentuan....
a. Kadar bahan pencemar minimal yang boleh terkandung di dalam air sampel
b. Kadar bahan pencemar maksimal yang boleh terkandung di dalam air sampel
c. Air yang digunakan untuk minum harus air bermutu
d. Air sungai tidak boleh digunakan untuk air minum
e. Pencegahan pencemaran air
35. Lingkungan hidup yang tidak seimbang akan menimbulkan masalah-masalah lingkungan, kecuali....
a. Punahnya spesies d. Keracunan dan penyakit
b. Kesuburan tanah berkurang e. Pemekatan hayati
c. Peledakan hama berkurang
36. Gas CO dihasilkan dari....
a. Proses pembakaran di mesin yang tidak sempurna
b. Proses fotosintesis oleh tumbuhan
c. Proses pembakaran bahan bakar fosil
d. Asap rokok
e. Kotoran hewan
37. Berikut ini merupakan faktor alam yang dapat mengubah lingkungan adalah kecuali....
a. Letusan gunung berapi d. Limbah pabrik
b. Gempa bumi e. Kebakaran hutan
c. Angin topan
38. Energi melimpah yang penggunaannya tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan tidak mempengaruhi sumber energi adalah....
a. Energi matahari d. Energi minyak bumi
b. Energi angin e. Energi batu bara
c. Energi nuklir
39. Manakah yang termasuk SDA terpulihkan?
a. Kertas, karton, kayu, karet
b. Seng, plastik, cahaya matahari, air laut
c. Gelas, paku, kaleng, bambu
d. Botol, piring gelas, pisau, gergaji
e. Padi, sapi, dan ikan
40. Berikut ini merupakan limbah yang bersifat biodegradable adalah....
a. Kotoran d. Plastik
b. Botol e. Pestisida
c. Deterjen