Rabu, 22 Desember 2010

Makalah Kespro

BAB I
PENDAHULUAN

Sudah bukan rahasia lagi bahwa Negara Indonesia memiliki masalah kependudukan yang sejak lama tak kunjung selesai. Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki jumlah penduduk tertinggi di dunia. Tahun 1990, penduduk dunia berjumlah 5,3 miliar. Dari jumlah tersebut, 1,4 miliar jiwa (26%) merupakan penduduk miskin. Pada tahun 2000, jumlah penduduk dunia ada 6,1 miliar jiwa. Sebanyak 20 persen penduduk dunia memiliki pendapatan di atas US$ 100 per hari. Namun lebih dari satu miliar penduduk dunia berpendapatan US$ 1 per hari. Para pakar kependudukan memperkirakan jumlah penduduk dunia pada tahun 2015 mencapai 7,2 miliar. Indonesia mengalami ledakan jumlah penduduk (baby booming) yang diestimasikan 220 juta tahun ini menjadi 247,5 juta jiwa pada tahun 2015 dan 273 juta jiwa pada tahun 2025.
Hal ini menjadi suatu masalah besar bagi Indonesia karena berbeda dengan Amerika Serikat yang memiliki jumlah penduduk yang banyak, tetapi sebagian besar penduduknya memiliki kualitas yang baik. Saat ini kualitas penduduk Indonesia umumnya masih rendah, tercermin dari tingkat pendidikan mereka dimana hampir 2/3 penduduk berpendidikan dibawah SMP. Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia yang masih sangat rendah ini meningkatkan beban kepada Negara karena Ledakan jumlah penduduk ini akan berdampak luas terhadap penyediaan anggaran dan fasilitas kesehatan, pendidikan, serta ketersediaan pangan. Ledakan jumlah penduduk ini pun akan berdampak terhadap pemenuhan gizi bayi serta meningkatnya angka pengangguran. Sudah ada suatu program yang telah dijalankan pemerintah Indonesia untuk menahan ledakan penduduk ini, yaitu dengan suatu program yang dikenal dengan istilah Keluarga Berencana. Program ini cukup efektif dalam mengurangi laju pertumbuhan penduduk, tetapi masalah klasik yang tidak pernah hilang adalah pelaksanaan program ini sering terabaikan apalagi setelah terjadi otonomi daerah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Ruang Lingkup KB
1. Upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10/1992).
2. Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood): suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.
3. WHO (Expert Committe, 1970), tindakan yg membantu individu/ pasutri untuk: Mendapatkan objektif-obketif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Ruang lingkup KB antara lain: Keluarga berencana; Kesehatan reproduksi remaja; Ketahanan dan pemberdayaan keluarga; Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas; Keserasian kebijakan kependudukan; Pengelolaan SDM aparatur; Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan; Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.

B. Tujuan KB
1. Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
3. Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

C. Strategi dan Dampak Program KB
Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:
1. Strategi dasar
• Meneguhkan kembali program di daerah
• Menjamin kesinambungan program
2. Strategi operasional
• Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional
• Peningkatan kualitas dan prioritas program
• Penggalangan dan pemantapan komitmen
• Dukungan regulasi dan kebijakan
• Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan
Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan angka kematian ibu dan anak; Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi; Peningkatan kesejahteraan keluarga; Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.

D. Jenis-jenis Alat Kontrasepsi
a. Cara Alami (Kontrasepsi Teknik)
1. Pantang berkala (rhythm method)
Metode ini disebut juga dengan sistem kalender. Jika cara ini jadi pilihan maka pengetahuan Anda tentang masa subur atau fertility awareness harus tinggi. Anda harus mengetahui dengan tepat masa subur atau saat yang paling memungkinkan Anda mengalami kehamilan. Bila Anda memang ingin menunda kehamilan, maka pada saat tubuh memasuki masa subur tundalah keinginan berhubungan intim dengan pasangan. Atau Anda dan pasangan tetap melakukan hubungan seksual tapi menggunakan kondom.
Mula-mula dicatat lama siklus haid selama 3 bulan terakhir. Tentukan lama siklus haid terpendek dan terpanjang. Kemudian siklus haid terpendek dikurangi dengan 18 hari dan siklus haid terpanjang dikurangi dengan 11 hari. Dua angka yang diperoleh merupakan masa subur. Dalam masa subur tersebut harus pantang sanggama, di luar itu merupakan masa aman. Cara lain untuk menentukan masa aman ialah dengan suhu basal badan. Menjelang ovulasi suhu basal badan akan turun. Kurang lebih 24 jam sesudah ovulasi suhu basal badan akan naik lagi sampai lebih tinggi daripada suhu sebelum ovulasi. Fenomena ini dapat digunakan untuk menentukan saat ovulasi. Hal ini efektif bagi wanita dengan siklus mentruasi teratur. Buat mereka yang siklus haidnya tidak teratur akan sulit untuk menggunakan metode ini, karena kesulitan menentukan masa subur.
2. Sanggama terputus (Coitus Interruptus)
Ialah penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa akan terjadi ejakulasi disadari sebelumnya oleh bagian terbesar pria dan setelah itu masih ada waktu kira-kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi. Waktu yang singkat ini dapat digunakan untuk menarik penis keluar dari vagina.
Dengan cara ini diharapkan cairan sperma tidak akan masuk kedalam rahim serta mengecilkan kemungkinan bertemunya sperma dengan sel telur yang dapat mengakibatkan terjadinya pembuahan. Teknik ini membutuhkan pastisipasi yang besar dari pasangan Anda . Selain itu juga menuntut jiwa yang besar dari Anda dan pasangan alias siap mental jika ternyata metode tersebut gagal. Faktor kegagalan dari metode ini memang cukup tinggi karena bisa saja sperma telah keluar sebelum orgasme. Dengan kata lain sperma sudah terlepas dan berenang cepat menuju sel telur sesaat sebelum penis ditarik keluar. Hal ini efektif bagi wanita yang suami atau pasangannya mampu mengontrol waktu ejakulasi

3. Perpanjangan masa menyusui anak (prolonged lactation)
Memperpanjang masa laktasi sering dilakukan untuk mencegah kehamilan karena seperti yang telah diketahui bahwa kemungkinan untuk menjadi hamil menjadi lebih kecil apabila mereka terus menyusui anaknya setelah melahirkan. Laktasi dikaitkan dengan adanya prolaktinemi dan prolaktin menekan adanya ovulasi.
b. Cara Kimia
1. Spermatisid
Ini bahan sejenis bahan kimia aktif yang berfungsi "membunuh" sperma. Dapat berwujud cairan, krim atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum senggama. Ketika memasukkan spermatisida kedalam vagina harus menggunakan alat yang telah disediakan dalam kemasan. sangat tidak diperbolehkan menggunakan tangan!. Kegagalan sering terjadi karena waktu larut belum yang cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu kurang dari 6 jam usai senggama. Dapat digunakan siapa saja dan untuk meningkatkan efektifitasnya, gunakan bersamaan dengan kondom serta vaginal diafragma.
• Suppositorium: Dimasukkan sejauh mungkin ke dalam vagina sebelum koitus. Obat ini baru mulai aktif setelah 5 menit. Lama kerjanya kurang lebih 20 menit – 1 jam.
• Jelly/crème: Jelly lebih encer daripada crème. Obat ini disemprotkan ke dalam vagina menggunakan suatu alat. Lama kerjanya kurang lebih 20 menit – 1 jam.
• Tablet busa: Sebelum digunakan, tablet terlebih dahulu dicelupkan ke dalam air, kemudian dimasukkan ke dalam vagina sejauh mungkin. Lama kerjanya 30 – 60 menit.
• C-film: Benda tipis, dapat dilipat, dan larut dalam air. Dalam vagina obat ini merupakan gel dengan tingkat dispersi yang tinggi dan menyebar pada porsio uteri dan vagina. Obat mulai efektif setelah 30 menit.
2. Pembilasan pascasanggama (postcoital douche)
Tujuannya adalah mengeluarkan sperma secara mekanis dari vagina. Penambahan cuka ialah untuk memperoleh efek spermisida serta menjaga asiditas vagina.
c. Cara Mekanis (Kontrasepsi Mekanik)
1. Kondom
Prinsip kerja kondom adalah sebagai perisai dari penis sewaktu melakukan koitus dan mencegah pengumpulan sperma dalam vagina. Bentuk kondom adalah silindris dengan pinggir yang tebal pada ujung terbuka sedangkan ujung yang buntu sebagai penampung sperma. Kondom dilapisi pelicin yang mempunyai sifat spermatisid. Efek samping kondom tidak ada, kecuali jika ada alergi terhadap bahan untuk membuat karet.
Penggunaan kondom cukup efektif selama digunakan secara tepat dan benar. Kegagalan kondom dapat diperkecil dengan menggunakan kondom secara tepat, yaitu gunakan pada saat penis sedang ereksi dan dilepaskan sesudah ejakulasi. Alat kontrasepsi ini paling mudah didapat serta tidak merepotkan. Kegagalan biasanya terjadi bila kondom robek karena kurang hati-hati atau karena tekanan pada saat ejakulasi sehingga terjadi perembesan. Hal ini efektif bagi siapa saja. Alergi terhadap karet kondom adalah hal yang sangat jarang terjadi. Sebaiknya jika ada keluhan iritasi dan rasa tidak nyaman usai berhubungan, Anda wajib konsultasi dengan dokter dan mencari alternatif kontrasepsi lainnya.
2. Pessarium
• Diafragma vaginal: Terdiri atas kantong karet yang berbentuk mangkuk dengan per elastis pada pinggirnya. Per ini ada yang terbuat dari logam tipis yang tidak dapat berkarat dan ada pula dari kawat halus yang tergulung sebagai spiral dan mempunyai sifat seperti per. Paling cocok dipakai wanita dengan dasar panggul yang tidak longgar dan dengan tonus dinding vagina yang baik. Umumnya tidak menimbulkan banyak efek samping. Efek samping mungkin disebabkan oleh reaksi alergik terhadap obat-obat spermatisida yang digunakan atau oleh perkembangbiakan bakteri yang berlebihan dalam vagina jika diafragma dibiarkan terlalu lama terpasang. Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama. Efektifitasnya alat kontrasepsi ini bisa menurun bila terlalu cepat dilepas kurang dari 8 jam setelah senggama.
• Cervical cap: Dibuat dari plastik atau karet dan mempunyai bentuk mangkuk yang dalam dengan pinggirnya terbuat dari karet yang tebal. Jarang dipakai untuk kontrasepsi.
3. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Ada yang berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing menimbulkan reaksi radang setempat dengan sebukan leukosit yang dapat melarutkan blatosis atau sperma. Untuk mekanisme kerja AKDR yang dililiti kawat tembaga mungkin berlainan. Tembaga dalam konsentrasi kecil yang dikeluarkan ke dalam rongga uterus selain menimbulkan reaksi radang juga bisa menghambat khasiat anhidrase karbon dan fosfatase alkali. AKDR yang mengeluarkan hormon juga menebalkan lendir serviks sehingga menghalangi pasasi sperma.
d. Cara Hormonal (Kontrasepsi Hormonal)
Dengan fungsi utama untuk mencegah kehamilan (karena menghambat ovulasi), kontrasepsi ini juga biasa digunakan untuk mengatasi ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh. Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat yang bersifat hormonal, yaitu:
1. Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh diberikan): kehamilan, gejala thromboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor dalam rahim.
2. Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif oleh dokter): penyakit kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan vagina berat, penyakit ginjal dan jantung.
Kontrasepsi hormonal bisa berupa pil KB yang diminum sesuai petunjuk hitungan hari yang ada pada setiap blisternya, suntikan, susuk yang ditanam untuk periode tertentu, atau spiral berhormon.
1. Pil
Ada pil estrogen, progesteron, dan kombinasi (antara estrogen dan progesteron). Hormon estrogen bisa dijadikan kontrasepsi dengan cara mempengaruhi ovulasi, perjalanan ovum, atau implantasi. Progesteron untuk menyiapkan endometrium untuk implantasi dan mempertahankan kehamilan.
Keuntungan pil ini adalah tetap membuat menstruasi teratur, mengurangi kram atau sakit saat menstruasi. Kesuburan Anda juga dapat kembali pulih dengan cara cukup menghentikan pemakaian pil ini. Pil KB termasuk metode yang efektif saat ini. Cara kerja pil KB adalah dengan mencegah pelepasan sel telur. Pil ini mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi (99%) bila digunakan dengan tepat dan secara teratur. Ada dua jenis pil KB yang sekarang beredar di pasaran, yaitu kombinasi antara estrogen dan progesteron atau hanya mengandung progestoren saja. Pil KB generasi kedua tidak mempunyai efek seperti pil generasi pertama atau kita kenal dengan lingkaran biru. Pil KB saat ini tidak membuat tubuh gemuk, jerawatan serta pusing. Hal ini efektif bagi wanita yang memang memiliki tingkat disiplin tinggi. Tidak dianjurkan bagi yang sering lupa karena 2 kali alpa meminum pil KB justru dapat membuat subur para wanita.
2. Pil Kontrasepsi Kombinasi (OC / Oral Contraception)
Berupa kombinasi dosis rendah estrogen dan progesteron. Merupakan metode KB paling efektif karena bekerja dengan beberapa cara sekaligus sebagai berikut:
• Mencegah ovulasi (pematangan dan pelepasan sel telur)
• Meningkatkan kekentalan lendir leher rahim sehingga menghalangi masuknya sperma
• Membuat dinding rongga rahim tidak siap menerima hasil pembuahan
Bila pasien disiplin minum OC-nya, bisa dipastikan perlindungan kontrasepsi hampir 100%. Selain itu, OC merupakan metode yang paling reversibel, artinya bila pengguna ingin hamil bisa langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam 3 bulan. Selain berfungsi sebagai alat kontrasepsi, OC ternyata juga memberikan manfaat yang tidak langsung berhubungan dengan efek kontrasepsi (non-contraceptive benefits) yaitu menyembuhkan atau mengurangi resiko terjadinya beberapa kelainan atau keluhan tertentu. Pil kontrasepsi dapat menyembuhkan beberapa kelainan menstruasi umum antara lain:
• Siklus menstruasi yang tidak teratur (irregular cycle)
• Darah yang keluar pada saat menstruasi terlalu banyak (hiper-menore)
• Sindroma sebelum haid (premenstrual syndrome / PMS)
• Haid dengan rasa nyeri hebat di perut (dismenore).
Dengan mengkonsumsi OC, siklus haid menjadi teratur dan lebih ringan sehingga resiko terkena anemia dan defisiensi besi berkurang s/d 50%. Dalam tubuh wanita diproduksi hormon reproduksi estrogen, progesteron, dan androgen. Hormon androgen (testosteron) yang umum disebut hormon reproduksi pria dibutuhkan oleh wanita dalam jumlah sangat sedikit (± 0,5 mg / liter darah) untuk daya tahan tubuh dan gairah seksual (libido).
Wanita usia reproduktif (± 15 - 40 tahun) sering mengalami ketidakseimbangan hormonal dimana produksi hormon androgennya akan meningkat sehingga terjadi hiper-androgen yang bisa menyebabkan:
• Masalah pada kulit dan rambut: kulit berminyak, komedo, jerawat, ketombe (yang bisa menyebabkan kebotakan) atau hirsutisme (pola tumbuh rambut pada yang wanita yang menyerupai pria / male hair pattern)
• Masalah ginekologis: gangguan siklus haid, PCOS (poly-cystic-ovarian-syndrome) yang bisa menyebabkan sulit punya anak, kegemukan (obesitas) dan abnormalitas metabolisme tubuh.
OC istimewa mengandung CPA (Siproteron Asetat), zat anti-androgen paling efektif saat ini yang bekerja khusus mengatasi masalah hiper-androgen dengan menekan produksi androgen (dalam tubuh) dan minyak (di bawah permukaan kulit) sehingga mencegah timbulnya komedo dan ketombe bahkan jerawat. Berbeda dengan obat-obatan topikal dan antibiotik yang membunuh bakteri dan mengobati infeksi di permukaan kulit, CPA langsung bekerja pada akar masalah yaitu dengan mencegah produksi minyak yang berlebihan. Tetapi karena obat ini bekerja step-by-step dari dalam tubuh untuk menormalkan kadar hormon androgen, perbaikan pada kulit wajah baru bisa dilihat setelah 1-3 bulan pemakaian. Manfaat pencegahan, yaitu OC mengurangi resiko terkena:
• Infeksi pada organ reproduksi internal, s/d 50%
• Kanker ovarium dan endometrium, s/d 40%
• Benjolan jinak payudara, s/d 40%
• Kista ovarium, s/d 80%
• Infertilitas primer, s/d 40%
• Kehamilan ektopik (di luar kandungan), s/d 90%
OC harus diminum tiap hari dengan cara mengikuti petunjuk nama hari yang tertera di blisternya. Untuk memulai blister pertama Anda, mulailah minum pil pada hari pertama haid, misalnya: Anda mendapat haid pada hari Rabu maka ambil pil yang dibawahnya ada tanda Rabu. Lanjutkan minum pil setiap hari sampai habis (21 hari) yang pasti jatuh pada hari Selasa. Kemudian berhenti minum pil selama 7 hari (akan terjadi menstruasi). Setelah 7 hari bebas pil ini, lanjutkan minum pil dari kemasan yang baru pada hari Rabu lagi, jadi untuk blister ke-2 dst, selalu ikuti siklus 21 hari minum pil +7 hari bebas tablet.
3. Suntikan (Suntik KB)
Kontrasepsi yang digunakan ialah long-acting progestin, yaitu: Noretisteron Enantat (NETEN) dan Depomedroksi Progesterone Acetat (DMPA). Jenis kontrasepsi ini pada dasarnya mempunyai cara kerja seperti pil. Tersedia suntik 1 bulan (estrogen + progesteron) dan 3 bulan (tidak terjadi haid). Cukup praktis tetapi karena memasukkan hormon sekaligus untuk 1 atau 3 bulan, orang yang sensitif sering mengalami efek samping yang agak berat. Untuk suntikan yang diberikan 3 bulan sekali, memiliki keuntungan mengurangi resiko lupa minum pil dan dapat bekerja efektif selama 3 bulan. Efek samping biasanya terjadi pada wanita yang menderita diabetes atau hipertensi. Hal ini efektif bagi wanita yang tidak mempunyai masalah penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, trombosis atau gangguan pembekuan darah serta riwayat stroke. Tidak cocok buat wanita perokok. Karena rokok dapat menyebabkan peyumbatan pembuluh darah.
4. Implantasi (Susuk KB)
Efektivitas progestin sebagai kontrasepsi dapat diperpanjang dengan cara memasukkan progestin tersebut ke suatu delivery system. Ada beberapa macam delivery system antara lain cincin vagina, implant, dan mikrokapsul.
Implant/susuk KB adalah kontrasepsi dengan cara memasukkan tabung kecil di bawah kulit pada bagian tangan yang dilakukan olek dokter Anda. Tabung kecil berisi hormon tersebut akan terlepas sedikit-sedikit, sehingga mencegah kehamilan. Pemasangan dan pencabutan harus dengan operasi kecil. Keuntungan memakai kontrasepsi ini, Anda tidak harus minum pil atau suntik KB berkala. Proses pemasangan susuk KB ini cukup 1 kali untuk masa pakai 2-5 tahun. Dan bilamana Anda berencana hamil, cukup melepas implant ini kembali, efek samping yang ditimbulkan, antara lain menstruasi tidak teratur. Intinya kontrasepsi dengan hormon sebaiknya bagi wanita dengan gangguan metabolik harus ekstra hati-hati dalam memilih jenis kontrasepsi ini.
5. IUD (Spiral)
Terbuat dari bahan polyethylene yang diberi lilitan logam, umumnya tembaga (Cu) dan dipasang di mulut rahim. Efektivitasnya 92-94%. Kelemahan alat ini yaitu bisa menimbulkan rasa nyeri di perut, infeksi panggul, pendarahan di luar masa menstruasi atau darah menstruasi lebih banyak dari biasanya.
Intra Uterine Device atau biasa juga disebut spiral karena bentuknya memang seperti spiral. Teknik kontrasepsi ini adalah dengan cara memasukkan alat yang terbuat dari tembaga kedalam rahim. Sekarang ini, IUD generasi baru bisa dikombinasikan dengan hormon progesteron, agar efektifitasnya meningkat. Spiral ini juga bekerja menghalangi pertemuan sperma dan sel telur serta berdaya pakai hingga 5 tahun lamanya. Tingkat efektivitasnya bisa mencapai 98%, layaknya seperti pil, IUD juga mudah mengembalikan kesuburan Anda. Sebaiknya wanita yang mudah mengalami keputihan tidak menggunakan metode ini. Benang di ujung IUD harus senantiasa bersih. Karena jika kotor akan mudah menyebabkan infeksi.
e. Cara Bedah (Kontrasepsi asterilisasi / Permanen)
1. Tubektomi
Yaitu pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung telur pada wanita (tubektomi) atau testis pada pria (vasektomi). Proses sterilisasi ini harus dilakukan oleh ginekolog (dokter kandungan). Efektif bila Anda memang ingin melakukan pencegahan kehamilan secara permanen, misalnya karena faktor usia. Tindakan yang dilakukan sebagai tindakan pendahuluan untuk mencapai tuba Falopi terdiri atas pembedahan transabdominal seperti laparotomi, mini laparotomi, laparoskopi; dan pembedahan transvaginal seperti kolpotomi posterior, kuldoskopi; serta pembedahan transervikal (transuterin) seperti penutupan lumen tuba histeroskopik. Untuk menutup lumen dalam tuba dapat dilakukan pemotongan tuba dengan berbagai macam cara: Pomeroy, Irving, Uchida, Kroener, dan Aldridge.
Cara kontrasepsi ini bersifat permanen. Konsepnya saluran telur pada wanita, disumbat dengan cara diikat, dipotong atau dibakar. Sterilisasi pada wanita ini juga bisa dilakukan dengan pengangkatan rahim. Sedangkan pada kaum pria, sterilisasi dilakukan dengan cara memotong saluran sperma. Tetapi ada persyaratan khusus bagi wanita yang ingin melakukan kontrasepsi jenis ini. "Amanya jumlah umur dikali jumlah anak harus minimal seratus. Misalnya, Anda telah berusia 35 tahun dan telah memiliki tiga anak. Lalu kalikan 35 x 3 = 105. Hasil ini dapat diartikan sebagai kondisi aman. Untuk itu jika Anda ingin jalani kontrasepsi, sebaiknya usia anak bungsu Anda telah melewati masa balita. Hal ini sekedar berjaga-jaga jika suatu saat Anda masih berniat untuk hamil kembali. Pilihan kontrasepsi ini paling cocok bagi wanita yang memang bertekad bulat tak ingin punya anak lagi.






















BAB III
PENUTUP

Ada bermacam-macam alasan pribadi untuk mengatur jumlah dan jarak anak yang diinginkan, mencegah kehamilan di luar nikah dan mengurangi resiko terjangkit penyakit hubungan seksual. Secara internasional, kontrasepsi dibutuhkan untuk membatasi jumlah penduduk dunia dan menjamin ketersediaan sumber daya alam sehingga menjaga kualitas hidup manusia. Mengambil keputusan yang tepat untuk sebuah keluarga yang terencana bukanlah hal mudah. Seyogyanya, pasangan harus mengetahui fakta dan informasi yang benar seputar kontrasepsi, termasuk plus minusnya agar semakin mantap membuat keputusan yang tepat.
Berdasarkan uraian di atas mengenai beberapa fakta yang terjadi di Indonesia mengenai salah satu masalah kependudukan yang dari zaman pemerintahan Belanda sampai sekarang ini belum kunjung usai. Pemerintah telah lama menetapkan Program Keluarga Berencana yang menurut saya cukup efektif untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk. Namun, sayang sekali program ini belum dilaksanakan dengan baik di seluruh bagian Negara ini. Sudah saatnya kita semua ikut bekerja sama dalam mensukseskan program Keluarga Berencana.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar